- Antara
Punya Banyak Pelabuhan Besar, Khofifah Yakin Jawa Timur Bisa Jadi Pusat Ekonomi Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa optimistis provinsinya bisa menjadi pusat gravitasi ekonomi Indonesia.
Keyakinan Khofifah tersebut tak terlepas dari besarnya potensi Jatim di sektor kelautan, perikanan, dan hasil budi daya tangkap lainnya yang bermuara di dermaga.
Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi dengan banyak pelabuhan besar.
Khofifah menjelaskan, sedikitnya ada enam pelabuhan besar yakni Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya, Pelabuhan Tanjung Wangi, Pelabuhan Boom Banyuwangi, Pelabuhan Kalianget Sumenep, dan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo.
Untuk itu, Khofifah menilai bahwa peningkatan kapasitas dan pelayanan pelabuhan sangatlah penting dilakukan karena pelabuhan memiliki peran sangat vital, khususnya dalam menunjang kelancaran distribusi logistik dari dan ke wilayah Jatim.
Hal itu disampaikan Khofifah dalam rangka Hari Dermaga Nasional di sela menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi baru-baru ini.
Sebagai Hub Indonesia Timur, Khofifah menyebut bahwa Jatim memiliki dua dermaga yang bisa mengangkut barang, orang, maupun aktivitas perdagangan dengan skala besar.
"Tanjung Perak di Kota Surabaya dan Tanjung Tembaga di Probolinggo merupakan bentuk kesiapan Jawa Timur dalam memenuhi pasar antarpulau dan meningkatkan aktivitas ekonomi," katanya dilansir dari Antara, Selasa (18/6/2024).
Khofifah menjelaskan pergerakan ekonomi di Pelabuhan Tanjung Perak didukung oleh Pelabuhan Tanjung Tembaga yang memiliki potensi besar sebagai pintu gerbang antarkota maupun antarpulau guna memasifkan aktivitas ekonomi dari sektor laut.
"Tanjung Perak yang berskala internasional dan Tanjung Tembaga yang memiliki lokasi strategis sebagai pintu gerbang dari wilayah-wilayah hinterland-nya yang meliputi Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo dan Lumajang," katanya.
Khofifah optimistis, Pelabuhan Probolinggo ke depan akan dijadikan pelabuhan internasional.
Pasalnya, pelabuhan tersebut telah memiliki sertifikat pernyataan pemenuhan keamanan fasilitas pelabuhan yang diterbitkan Kemenhub RI berdasarkan International Code For Security of Ships and Port Facilites (ISPS Code).
"Keberadaan pelabuhan di Jatim akan mendukung dan mensukseskan konsep zonasi pelayanan transportasi laut di Jatim. Zonasi bertujuan agar bongkar muat kapal tidak tersentral di Surabaya, menekan cost transport, menumbuhkan pusat ekonomi baru, dan menaikkan daya saing Jatim," ujarnya.
Zona Jatim terbagi pada bagian utara (Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan sekitarnya) dilayani oleh Pelabuhan Brondong, Paciran, dan Lamongan Integrated Shorebase.
Lalu wilayah Surabaya, Gresik dan sekitarnya dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Perak, Gresik, JIIPE, dan Pelabuhan Teluk Lamong.
Kemudian wilayah Situbondo, Jember, Lumajang, Banyuwangi dan sekitarnya dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Wangi dan Pelabuhan Boom Banyuwangi.
Untuk Wilayah Madura dan kepulauannya dilayani oleh Pelabuhan di wilayah kepulauan dan Pelabuhan Kalianget.
Sedangkan di wilayah selatan Jatim, direncanakan pembangunan Pelabuhan Pacitan, Prigi dan Pelabuhan Sendang Biru.
"Lalu Pelabuhan Probolinggo sendiri akan melayani wilayah Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan sekitarnya. Keberadaan pelabuhan itu bukan sebagai pesaing, tapi sebagai komplemen dari Pelabuhan Tanjung Perak," ujar Khofifah.
"Selamat Hari Dermaga Nasional, semoga peran dermaga dalam mendukung seluruh aktivitas pusat ekonomi masyarakat bisa meningkat dan memberi manfaat sebesar besarnya bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat Jatim pada khususnya," tuturnya. (ant/rpi)