- Antara
Rupiah Terpuruk, Produk Impor Siap-siap Mahal! Aprindo Beri Peringatan Keras ke Pemerintah: Bansos Tunai Jangan Berhenti
Jakarta, tvOnenews.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap harga produk ritel.
Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey, menjelaskan bahwa produk-produk ritel yang bahan baku dan bahan penolongnya bergantung pada impor, seperti kedelai dan gula, berpotensi mengalami kenaikan harga.
Roy menyebut penguatan dolar membuat supplier atau produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mendapatkan bahan baku dan barang penolong impor.
"Otomatis akan terdampak ke hilir karena eskalasi harga atau perubahan harga akan dilakukan oleh produsen bukan peritel, peritel ini kan ada di sektor hilir," ujar Roy di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Meskipun demikian, Roy menegaskan bahwa tidak semua produk ritel akan mengalami kenaikan harga. Hanya produk yang memiliki kandungan bahan baku impor yang berpotensi mengalami kenaikan.
Contohnya, produk-produk yang mengandung bahan baku kedelai seperti tahu dan tempe, dan produk pakaian yang masih mengimpor kapas.
Kenaikan harga barang bukan baru kali ini terjadi. Menurut Roy, Pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Roy mengusulkan agar pemerintah melanjutkan program bantuan langsung tunai (BLT) dan bansos lainnya untuk mendukung daya beli masyarakat di tengah potensi kenaikan harga produk ritel.
Apabila daya beli masyarakat turun, maka pertumbuhan ekonomi juga akan ikut terpengaruh. Oleh karena itu, langkah-langkah cepat dan tepat dari pemerintah sangatlah diperlukan.
"Pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi, bantuan langsung tunai jangan berhenti, bansos harus tetap jalan untuk mendukung daya beli masyarakat," ucap Roy.
Nilai tukar rupiah jelang akhir pekan ini ditutup di level Rp16.375 per dolar AS. Rupiah berhasil naik 30 poin atau setara 0,19 persen dari posisi Rp16.405 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. Namun, indikasi tersebut bukan berarti rupiah aman.
Dampak pelemahan rupiah terhadap harga produk ritel menjadi perhatian serius bagi Aprindo dan masyarakat luas.
Diharapkan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga daya beli masyarakat dan meminimalisir dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar rupiah. (ant/rpi)