- Julio Trisaputra-tvOnenews.com
Judi Online Menggila, Pakar UGM Usul Pemerintah Kerahkan Puskesmas untuk Layani Pecandu Judol
Jakarta, tvOnenews.com - Penyakit judi online yang sudah menjangkit masyarakat dari berbagai lapisan perlu mendapatkan perhatian kedaruratan.
Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bagus Riyono mengusulkan agar pemerintah mengerahkan Puskesmas untuk turut terlibat dalam pengentasan judi online.
Hal ini dikarenakan kecanduan judi online tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga kesehatan mental dan emosional korban.
"Puskesmas perlu 'upgrading skill' untuk mengatasi orang yang kecanduan judi," kata Bagus dilansir dari Antara, Jumat (28/6/2024).
Menurutnya, pemerintah perlu memberikan kemudahan layanan psikologis bagi korban judi online, terutama dari kalangan masyarakat rentan.
Dua karakter masyarakat rentan menurut Dosen UGM tersebut yakni mereka yang tidak pintar dan butuh uang.
Puskesmas diharapkan tidak hanya menyediakan layanan kesehatan fisik, tetapi juga layanan kesehatan mental. Pemain atau 'korban' judi online dapat menerima layanan konseling, terapi, dan edukasi untuk membantu mereka mengatasi kecanduan dan dampak negatif dari judi online.
"Ketika Psikolog sudah siap bisa dibuka layanan itu. Di sisi lain pemerintah bisa masuk untuk mengalihkan perhatian warga miskin yang terjebak. Diberikan modal bukan bantuan sosial tapi dengan bimbingan yang terarah dari pemerintah," ujar dia.
Fenomena judi di masyarakat, bukan masalah baru karena sudah ada sejak lama, kendati cara bermainnya mengalami perubahan hingga merasuk ke dunia digital.
Menurut dosen psikologi itu, judi dianggap sebagai permainan mengasyikkan dan membuat ketagihan banyak orang karena da penguat untuk melakukan yakni berupa insentif yang menimbulkan ekspektasi.
"Proses memanipulasi ekspektasi ini yang dimanfaatkan para bandar pada penjudi," ucap dia.
Orang bermain judi, kata Bagus, dipastikan memiliki ambisi untuk menang sehingga dapat dimanipulasi oleh bandar meski yang sering terjadi harapan yang besar berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Karakteristik judi mengasyikkan. Muncul harapan, ekspektasi sampai lupa yang kita pertaruhkan uang dari mana. Orang kalau 'deg-degan' ada hormon dopamin yang membuat asyik," ujar Bagus.
Dia mengatakan manakala orang mudah mendapat modal berjudi, kalah pun akan merasa asyik.
"Banyak yang berharap besar, ekspektasi besar, tapi tak terwujud. Akhirnya memunculkan kasus sampai bunuh diri yang terjadi beberapa waktu belakangan," kata dia. (ant/rpi)