- Antara
Investasi Rp42 Triliun Gagal Masuk RI, Perusahaan Raksasa Jerman dan Prancis Cabut dari Proyek Smelter Nikel Maluku Utara, Kenapa?
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat ini tengah dipusingkan dengan mundurnya perusahaan asal Jerman, yakni BASF dan Eramet dari Prancis yang batal investasi proyek smelter nikel di Indonesia.
Diketahui, BASF dan Eramet semestinya bakal menanamkan modal jumbo di proyek pabrik pemurnian bahan baku baterai kendaraan listrik Sonic Bay, Maluku Utara.
Menteri Arifin mengatakan, pemerintah saat ini sedang mencari investor baru untuk proyek smelter nikel yang terletak di Weda Bay, Halmahera Tengah, Malut tersebut.
“Kalau mundur, ya kami cari yang lain. Masih banyak yang mau,” ujar Menteri Arifin dikutip Sabtu (29/6/2024).
Menteri ESDM mengungkapkan bahwa BASF mundur dari proyek pemurnian Sonic Bay karena alasan sudah mendapatkan mitra lain untuk memasok kebutuhan industrinya. Namun, Arifin mengaku tidak mengetahui motif lain selain dalih tersebut.
“Dia (BASF) memutuskan untuk gak masuk ke Indonesia, mungkin dia (BASF) sudah (dapat pasokan) di tempat lain, tapi kami nggak tahu lah alasan di baliknya apa,” kata Arifin.