- Antara
Beda Omongan Bahlil dan Menteri ESDM, Terungkap Alasan Mundurnya BASF dan Eramet dari Proyek Nikel Senilai Rp42 Triliun di Sonic Bay Maluku Utara
Jakarta, tvOnenews.com - Batalnya rencana investasi dua perusahaan besar di Eropa, yakni BASF asal Jerman dan Eramet dari Prancis di proyek Sonic Bay, Maluku Utara, membuat pemerintah harus cari investor lagi.
Padahal, kedua perusahaan tersebut rencananya akan melakukan investasi senilai 2,6 miliar dolar AS atau Rp42 triliun lebi pada proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Terkait hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya sempat menyangkal dan menyebut bahwa BASF dan Eramet tidak batal melakukan investasi.
Hal itu disampaikan Bahlil di sela Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Boga (APJI) periode 2024 -2029 di Jakarta, Kamis (27/6) malam.
"Kemarin saya baru dapat kabar itu. Sementara (investasinya) bukan dicabut, tapi dipending sementara," kata Menteri Bahlil.
Menurut Kepala BKPM tersebut, kedua perusahaan itu bukan membatalkan, melainkan hanya menunda investasinya di Indonesia akibat turunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.