- Istimewa
FIATA - RAP 2024: Menjaga Asa Investasi dan Keberlanjutan Sektor Logistik di Asia Pasifik
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya memaparkan pemerintah Indonesia telah membangun National Logistic Ecosystem (NLE). Melalui NLE diharapkan dapat menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan, sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang, termasuk perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman yang diintegrasikan dalam satu sistem kemudahan “Single Submission”.
“Tantangan industri logistik semakin beragam, mulai dari adaptasi terhadap teknologi, hingga dinamika pasar global yang terus berubah. Budi menekankan pentingnya efisiensi bidang transportasi logistik.”
Presiden FIATA Turgut Erkerskin mengapresiasi Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah. Turgut mengatakan FIATA-RAP 2024 harus menjadi contoh bagi semua negara dalam mempertemukan negara-negara mitra demi memperkuat konektivitas perdagangan internasional.
“Saat kita berada di sini, kita membahas tantangan dan peluang, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia Pasifik karena semua perekonomian, semua rantai pasokan saat ini saling terhubung. Sistem yang berfungsi dengan baik di satu negara saja tidak cukup. Negara-negara harus bekerja sama, dalam mengembangkan koridor transportasi dan logistik,” kata Turgut.
Chairman FIATA-RAP 2024 Yukki N. Hanafi mempertegas bahwa “Kita dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang dan perubahan dinamika pasar. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan," ujarnya.
RAPIMNAS ALFI/ILFA Sepakat Rekomendasi Usulan Badan Logistik Nasional Sektor logistik di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.
“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen," terang Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA 2024 yang digelar setelah diskusi panel FIATA-RAP 2024.