- Tim tvOne - Abdul Rohim
Minyak Goreng Mahal, Pelaku UMKM di Rembang Mengeluh Biaya Produksi Membengkak
Rembang, Jawa Tengah - Melonjaknya harga minyak goreng dikeluhkan oleh pengusaha kerupuk skala rumahan di Rembang, Jawa Tengah. Pasalnya, naiknya harga minyak goreng ini membuat biaya produksi membengkak hingga lima puluh persen.
Salah satu pemilik usaha kerupuk skala rumahan yang terdampak naiknya harga minyak goreng adalah Sumadi, warga Desa Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Setiap hari usaha kerupuk skala rumahan ini memproduksi sekitar 4 kuintal kerupuk dalam kondisi sudah di goreng. Untuk memproduksi kerupuk tersebut, dibutuhkan minyak goreng yang tidak sedikit setiap harinya.
Sumadi mengatakan, dalam sehari dirinya bisa menghabiskan minyak goreng curah sebanyak 150 kilogram. Sumadi mengaku lebih memilih minyak goreng curah karena lebih murah jika dibanding minyak goreng kemasan.
“Untuk menggoreng 3 sampai 5 kuintal atau ya di rata-rata 4 kuintal kerupuk per hari, saya membutuhkan minyak goreng sekitar 150 kg minyak goreng curah,” ujar Sumadi, Jumat (14/1/2022).
Naiknya harga minyak goreng curah dari harga normal berkisar Rp15 ribu per Kg menjadi Rp18.500 hingga Rp19.000 per Kg, berdampak terhadap membengkaknya biaya produksi kerupuk miliknya yang mencapai lima puluh persen. Pasalnya, selama ini dirinya menggantungkan minyak goreng curah untuk proses penggorengan kerupuk.
“Biaya produksi meningkat sekitar 50 persen, modal saya menyusut kalau kayak gini terus, masalahnya kerupuk ini tidak bisa dinaikkan. Bahan baku naik tapi harga jual tidak bisa dinaikkan, takut pada lari nanti pembelinya kalau dinaikkan,” keluhnya.
Sementara itu, penjual gorengan Audo, juga mengaku sangat terdampak terhadap harga minyak goreng yang terus mengalami kenaikan.
“Naiknya harga minyak goreng ini membuat modal berjualan gorengan saya bertambah untuk membeli minyak goreng yang mahal ini. Harga gorengan terpaksa saya naikkan, tapi malah omset penjualan saya turun,” keluhnya.
“Saya berharap pemerintah segera menstabilkan harga minyak goreng, agar kami para pedagang kecil dan pelaku UMKM bisa kembali mendapatkan keuntungan,” pungkasnya.(Abdul Rohim/Buz)