Produksi Pertalite dan Solar, Kilang Pertamina RU VII Kasim di Sorong Berhasil Jaga Pasokan BBM untuk Papua dan Maluku.
Sumber :
  • Antara Foto

Produksi Pertalite dan Solar, Kilang Pertamina RU VII Kasim di Sorong Berhasil Jaga Pasokan BBM untuk Papua dan Maluku

Minggu, 14 Juli 2024 - 16:49 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Sejak mulai beroperasi pada tahun 1997 lalu, Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, di Sorong Papua Barat Daya telah berhasil menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah Indonesia Timur. 

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan satu - satunya kilang di Indonesia TImur ini  memiliki peran strategis dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat, khususnya di wilayah Papua dan Maluku.

"Saya melihat Kilang Pertamina Kasim ini sangat strategis. Produksi Biosolar dan Pertalite-nya memenuhi sebagian besar kebutuhan wilayah Papua," kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati saat kunjungannya di Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) VII Kasim, Papua Barat Daya, Jumat (12/7/2024), sebagaimana disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/7/2024).

Erika Retnowati mengharapkan Kilang RU VII Kasim bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi pengolahan BBM-nya, agar dapat terus memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Papua dan Maluku.

"Demi keandalan energi di wilayah timur, kami berharap tim RU VII Kasim dapat terus meningkatkan kinerja, sehingga apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari RU V Balikpapan melalui Wayame atau faktor risiko dari cuaca, semua (penyediaan BBM) tetap berjalan dengan maksimal," kata Erika.

Pasokan Minyak Turun

Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Eman Salman Arief menyampaikan upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas produksi BBM Kilang Kasim, salah satunya adalah penggantian katalis untuk peningkatan oktan produk gasoline.

"Sehubungan telah menurunnya supply crude melalui pipa Walio mix dan crude Salawati, kami juga mendukung upaya RU VII Kasim membangun tangki crude dan jetty dalam project open-access untuk mengembalikan kapasitas operasi yang saat ini 6.200 barel per hari menuju kapasitas disain 10.000 barel per hari," terangnya.

Di samping itu, mengingat proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM masyarakat memiliki risiko yang tinggi, Eman mengimbau Kilang Kasim selalu mengutamakan prinsip health, safety, security, and environment (HSSE).

"Kilang Kasim saat ini sedang turn-around, seluruh pekerjaan di dalamnya diharapkan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja serta tidak lupa untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan," sebutnya.

Dibangun pada 1995 dan mulai beroperasi pada 1997, Kilang Pertamina Kasim menjadi satu-satunya kilang yang berada di wilayah timur Indonesia dengan produksi utama adalah minyak solar dan Pertalite. (ant)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:10
07:21
01:23
01:51
01:50
02:03
Viral