- Antara Foto
Impor Migas Melonjak Hingga 47 Persen, Nilai Impor Indonesia Pada Bulan Juni Tercatat Naik Hingga 7,58 Persen (yoy)
Jakarta, tvOnenews.com - Seiring dengan naiknya impor minyak mentah dan impor hasil minyak, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan nilai impor Indonesia pada bulan Juni 2024 menjadi sebesar 18,45 miliar dolar AS.
Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti mengungkapkan bahwa nilai impor Juni 2024 turun secara bulanan sebesar 4,89 persen (mtm). Namun, secara tahunan impor Juni 2024 mencatat kenaikan hingga 7,58 persen.
Pada bulan Juni 2024, BPS mencatat Impor migas Juni 2024 senilai 3,27 miliar dolar AS, atau naik 19,01 persen (mtm) dibandingkan Mei 2024, dan secara tahunan bahkan melonjak hingga 47,17 persen (yoy) dibandingkan Juni 2023.
"Kenaikan impor migas yang cukup tinggi ini terutama disebabkan oleh nilai impor minyak mentah dan nilai impor minyak mentah," kata Amalia Widyasanti saat konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Sementara itu, jelas Amalia Widyasanti, impor nonmigas Juni 2024 senilai US$15,18 miliar, mengalami penurunan 8,83 persen dibandingkan Mei 2024 atau naik 1,69 persen dibandingkan Juni 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Juni 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai 278,6 juta dolar AS (9,63 persen) dibandingkan Mei 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis 196,4 juta dolar AS (64,69 persen).
Impor Semester I
Secara kumulatif, nilai impor Indonesia pada semester I-2024 tercatat sebesar 109,64 miliar dolar AS, atau naik 0,84 persen (yoy) dibandingkan dengan nilai impor pada Semester I-2023 sebesar 108,72 miliar dolar AS.
"Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari–Juni 2024 mengalami
peningkatan US$913,9 juta (0,84 persen)," kata Amalia.
Dari sisi negara asal impor, Amalia menjelaskan, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juni 2024 adalah Tiongkok sebesar 32,45 miliar dolar AS (35,41 persen), Jepang sebesar 6,47 miliar dolar AS (7,06 persen), dan Thailand 4,87 miliar dolar AS (5,31 persen). Sementara impor nonmigas dari ASEAN 16,32 miliar dolar AS (17,81 persen) dan Uni Eropa 5,89 miliar dolar AS (6,43 persen).
Sementara menurut golongan penggunaan barang, perkembangan nilai impor Januari–Juni 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan barang modal 74,6 juta dolar AS (0,39 persen). Sementara golongan barang konsumsi dan bahan baku/penolong naik 655,4 juta dolar AS (6,71 persen) dan 333,2 juta dolar AS (0,42 persen). (hsb)