- Julio Trisaputra/tvOnenews.com
Jelang Pilkada 2024, Bapanas dapat Mandat dari Jokowi untuk Antisipasi Lonjakan Harga Sembako: Lewat Skema Bansos Lagi?
Jakarta, tvOnenews.com - Menjelang Pilkada, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan akan mengantisipasi permintaan pasokan dan harga sembako yang berpotensi mengalami lonjakan saat momen kampanye pemilihan kepala daerah serentak pada 2024.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, yang mengakui bahwa Pilkada serentak bisa saja berimplikasi terhadap sembako seperti yang pernah terjadi saat Pilpres dan Pileg beberapa waktu lalu.
"Sebagian calon kepala daerah menggunakan sembako (untuk kampanye), tentu itu tidak bisa dihindari. Pemerintah perlu menjaga itu (pasokan dan harga sembako)," kata Maino dikutip dari Antara, Selasa (23/7/2024).
Maino mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Bapanas melalui Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat pada Agustus, Oktober, dan November 2024.
Bapanas menegaskan bahwa bantuan pangan itu tidak semata-mata karena Pilkada.
Namun, lebih kepada bentuk upaya pemerintah mengantisipasi kekurangan pasokan sembako di tingkat akar rumput.
"(Bantuan pangan) bisa juga antisipasi manakala nanti saat Pilkada terjadi peningkatan kebutuhan sembako khususnya bagi para calon kepala daerah," kata Maino.
Sebagai pengingat, Indonesia akan mengadakan pilkada secara serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota pada 27 November 2024.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan kabupaten/kota administratif di bawah Provinsi DKI Jakarta tidak termasuk dalam jumlah 37 provinsi tersebut karena memiliki status daerah otonomi khusus.
Bapans dan Bulog memastikan stok cadangan beras pemerintah cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat, termasuk pada momentum pilkada serentak.
Sejauh ini, pemerintah pusat belum mengeluarkan keputusan terbaru untuk menambah impor untuk memenuhi permintaan selama pesta rakyat tersebut. Kuota impor beras Bapanas dan Bulog masih sebanyak 3,6 juta ton pada 2024. (ant/rpi)