Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo dalam konferensi pers kinerja KKP Semester I 2024..
Sumber :
  • Biro Humas KKP

Sukses Tekan Impor Produk Perikanan di Semester I 2024 hingga 35%, KKP Akui Tetap Datangkan Ikan yang Tak Ada di Indonesia dari Luar Negeri

Sabtu, 27 Juli 2024 - 09:17 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan nilai impor perikanan di semester I tahun 2024 berhasil ditekan menjadi 219,54 juta dolar AS atau sekitar Rp3,57 triliun (kurs Rp16.300).

Besaran penurunan tersebut mencapai 35,15 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Hal itu sebagaimana disampaikan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo dalam Konferensi Pers Kinerja Semester I KKP di ruang Media Center, Kantor KKP, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2024).

“Penurunan impor ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara net eksportir produk perikanan,” ungkap Budi Sulistiyo dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (27/7/2024).

Budi menjelaskan, penurunan nilai impor perikanan itu berkontribusi membuat neraca perdagangan perikanan surplus sebesar 2,49 miliar dolar AS atau Rp40,67 triliun. Nilai surplus tersebut pun meningkat 6,2 persen dibanding periode serupa tahun sebelumnya.

Untuk komoditas impor sendiri, lanjutnya, ada yang tujuannya untuk bahan baku industri dan ada juga untuk selain bahan baku industri, seperti untuk kebutuhan hotel, restoran, katering  dan pasar modern (horekapasmod).

“Nah yang horeka ini adalah ikan-ikan yang tidak ada di Indonesia, seperti ikan salmon, trout dan ikan kod,” beber Budi.

Penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan ikan hasil tangkapan nelayan dalam negeri yang mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemindangan. Ikan yang pasokannya cukup banyak yakni ikan-ikan pelagis seperti ikan kembung.

“Kami mendorong pelaku pengolahan dan pemindangan untuk memprioritaskan ikan hasil tangkapan nelayan kita sendiri. Dari awal tahun sampai Mei pasokan kita cukup, sehingga diprioritaskan menggunakan produk hasil tangkapan dalam negeri. Ikan impor itu hanya untuk mengisi ketika tak ada bahan baku,” urainya. 

Sedangkan kinerja ekspor perikanan dari Januari hingga Juni nilainya mencapai USD2,71 miliar. Negara tujuan utama pengiriman yakni Amerika Serikat sebesar USD 889,39 juta, disusul China (USD 556,04 juta), Asean (USD 353,93 juta), Jepang (USD 285,47 juta), dan Uni Eropa (USD 193,35 juta).

Untuk komoditas utamanya masih didominasi oleh udang, tuna-tongkol-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.

Menurut Budi, kinerja ekspor perikanan masih terus digenjot melalui strategi promosi hasil perikanan, peningkatan kualitas hasil perikanan, hingga membuka peluang pasar baru di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral