Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membidik benua Afrika untuk menjadi pasar baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Sumber :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

RI Bidik Negara-Negara Afrika untuk Pasar Baterai EV, Luhut Ungkap Potensi Menjanjikan Ini

Senin, 29 Juli 2024 - 19:49 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membidik benua Afrika untuk menjadi pasar baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Hal tersebut merupakan bagian dari misi ekspansi industri kendaraan listrik Indonesia ke pasar global.

Melalui acara International Battery Summit di Jakarta, Senin (29/7/2024), Menko Luhut menyampaikan bahwa Afrika akan menjadi pasar yang potensial.

“Populasi di Afrika akan berlipat ganda pada 2045. Ini akan menjadi pasar yang besar,” kata Luhut dalam sambutannya.

Oleh sebab itu, Indonesia kini tengah gencar mengajak negara-negara di benua Afrika untuk bekerja sama di bidang EV, khususnya baterai.

Guna membangun kerja sama tersebut, lanjut Luhut, pihaknya telah berkunjung ke Afrika untuk menjalin komunikasi di bidang industri kendaraan listrik.

“Mereka melihat Indonesia sebagai negara yang dapat membantu mereka terkait kendaraan listrik ini,” kata Luhut.

Menko Marves mengatakan, September nanti pihaknya bakal membahas lebih jauh mengenai rencana kerja sama di bidang EV dengan negara-negara Afrika di Indonesia-Africa Forum.

“Kami akan dengan senang hati membangun kolaborasi bersama mereka, khususnya Kenya dan Afrika Selatan,” ucapnya.

Pada dasarnya, Indonesia sudah memiliki berbagai kerja sama dengan negara-negara di Afrika.

Salah satunya adalah kerja sama Pertamina dengan Kenya, serta potensi kerja sama listrik dengan PLN.

“Pertamina dengan PLN di Afrika Selatan juga sudah dikerjakan, dan kita juga ajak World Bank dengan Afrika, nanti kita lihat,” kata Luhut.

Di sisi lain, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah menyampaikan bahwa Afrika punya potensi kobalt yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Indonesia.

“Walaupun kita punya kobalt, tapi tidak sebanyak di Afrika. Karena kobalt kita kan nempel di nikel,” ujar Agus.

Oleh sebab itu, selain menyasar benua Afrika sebagai pasar baterai EV, kerja sama dengan negara-negara Afrika juga bisa memanfaatkan potensi kobalt yang ada di sana.

“Kalau ini (kobalt) bisa dikerjasamakan,” kata dia.

Manuver Indonesia membidik negara-negara Afrika ini adalah bagian dari misi RI untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik/EV.

Hal itu sudah pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi, Luhut, dan sejumlah menteri lain saat meresmikan pabrik ekosistem baterai kendaraan listrik Hyundai-LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, 3 Juli 2024 lalu.

"Melalui pemanfaatan sumber daya alam dan daya serta SDA yang kaya, serta berinvestasi dalam teknologi tinggi mutakhir. Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan global untuk kendaraan listrik dari hulu sampai hilir," ujar Menko Luhut sebagaimana diberitakan tvOnenews.com saat itu. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral