- Biro Komunikasi Kemenko Perekonomian
Potensi Ekonomi Digital RI Rp1.296 Triliun, Menko Airlangga Soroti Kompetensi SDM Indonesia: Tantangannya Geopolitik dan AI
Jakarta, tvOnenews.com - Menghadapi ketidakpastian geopolitik, Pemerintah berusaha menjaga stabilitas ekonomi nasional dengan mengoptimalkan berbagai mesin pertumbuhan.
Pemerintah menyadari bahwa dibutuhkan mesin pertumbuhan ekonomi baru seiring dengan tantangan perkembangan teknologi di masa depan, yaitu melalui digitalisasi.
Ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai 80 miliar dolar AS atau Rp1.296 triliun (kurs Rp16.206) dan diperkirakan akan terus meningkat.
Mengingat potensi tersebut, Koordinator Bidang Perekonomian berupaya untuk mendorong penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri di masa mendatang.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, SDM dalam ekonomi digital memiliki peran sangat krusial.
Oleh karena itu, Airlangga saat menghadiri Breakfast Meeting bersama Chairperson Of Tsinghua University People’s Republic of China Prof. Qiu Yong, menekankan perlunya memberikan lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengasah ilmu di luar negeri, seperti di Tsinghua University.
Terlebih, mengingat tantangan geopolitik dan perkembangan teknologi seperti AI saat ini terus berkembang pesat.
“Jadi kalau kita bicara ekonomi digital, kita perlu punya SDM, karenanya kita perlu lebih banyak mahasiswa untuk diberi kesempatan belajar di Tsinghua, terutama dalam kondisi geopolitik dan tantangan Artificial Intelligence (AI) dan AI generatif saat ini. Saya rasa ini adalah saat yang tepat bahwa saat ini kita mempunyai fasilitas yang ada di Kura Kura Bali,” ungkap Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Sabtu (2/8/2024).
Menko Airlangga menambahkan, Indonesia menargetkan untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
Saat itu, Indonesia diperkirakan akan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar 26.000 dolar AS, sehingga ekonomi Indonesia diperkirakan dapat mencapai sekitar 9 triliun dolar AS.
Karenanya, diperlukan pusat pendidikan berkualitas terutama di bidang inovasi dan teknologi, salah satunya melalui Tsinghua University.
Menko Airlangga juga menyebut perlunya peningkatan kuota mahasiswa Indonesia di Tsinghua University dari 50 orang saat ini agar program tersebut dapat lebih inklusif, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar dan proyeksi bonus demografi dalam beberapa tahun mendatang.
Menurutnya, pusat pendidikan dan kesempatan belajar yang lebih luas akan membantu mengoptimalkan potensi tersebut.
Menko Airlangga juga menyoroti kebutuhan akan SDM yang kompeten dalam bidang digitalisasi, termasuk semikonduktor. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan SDM yang mampu mendesain microchip.
Indonesia sendiri menjadi basis untuk kendaraan listrik, sel bahan bakar, baterai, dan ke depan akan diupayakan untuk optimalisasi potensi semikonduktor. Dengan adanya SDM dan pusat pembelajaran yang memadai, kapasitas di bidang tersebut diharapkan dapat ditingkatkan.
“Kita memerlukan sumber daya manusia. Maka dari itu, kami harap dukungan Tsinghua untuk mengembangkannya dan memperbolehkan pelajar dari Indonesia belajar di Tsinghua, atau sebaliknya pelatihan untuk para pelatih. Bukan untuk kursus singkat, tetapi untuk waktu-waktu tertentu di universitas. Jadi saya pikir itulah hal berikutnya yang ingin saya kerjakan,” pungkas Menko Airlangga.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga juga menyampaikan harapan agar Tiongkok dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam komoditas dan sektor lain seperti minyak, dukungan teknologi, AI, perubahan iklim, carbon capture and storage, serta mengurangi ketergantungan pada impor energi dan bahan bakar fosil.
Dengan inisiatif ini, Menko Airlangga berharap dapat mendorong pengembangan SDM yang kompeten untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Kerjasama dengan Tsinghua University diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam mencapai target tersebut, sekaligus mengoptimalkan potensi Indonesia di bidang teknologi dan inovasi. (rpi)