- PT Kilang Pertamina Internasional
Menteri ESDM Tinjau Langsung Proyek RDMP Balikpapan, Kilang Terbesar di Indonesia Berkapasitas 360 Ribu Barel per Hari
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan ke Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur. Kunjungan ini untuk memastikan perkembangan proyek pengembangan kilang terbesar di Indonesia ini.
Pada kunjungan tersebut, Arifin Tasrif melihat unit-unit produksi yang telah diselesaikan dalam proyek tersebut, salah satunya unit Crude Distillation Unit (CDU) IV. Penyelesaian unit CDU IV ini menjadikan Kilang Balikpapan saat ini menjadi Kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina dengan kapasitas 360 ribu barel per hari.
"Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya," kata Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis yang dirilis, Senin (12/8/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Arifin juga melakukan pengecekan berbagai pencapaian penting yang telah diraih oleh proyek RDMP Balikpapan. Pencapaian tersebut di antaranya adalah pelaksanaan penyalaan perdana atau Initial Firing untuk Gas Turbine Generator A dan C, commissioning Utility Cooling Water System, dan penyelesaian instalasi SPM Lawe-Lawe.
"Langkah-langkah ini merupakan bagian penting dalam menuju operasional penuh kilang pada tahun 2025," jelas Arifin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan tujuan dilakukannya proyek RDMP Balikpapan. Selain meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 360 ribu barel per hari, tujuan lain yang hendak dicapai adalah peningkatan kualitas produk dan kompleksitas kilang.
"Kilang Balikpapan sebelumnya memiliki kapasitas pengolahan 260 ribu barrel per hari. Melalui proyek RDMP Balikpapan, kapasitas pengolahannya meningkat 100 ribu barrel per hari. Unit CDU IV yang telah dilakukan revamp saat ini telah beroperasi normal dan telah memproduksi BBM," jelas Taufik.
Dia menyebut, teknologi yang dikembangkan di Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi BBM dengan kualitas setara Euro 5 dari yang sebelumnya hanya setara Euro 2.
Proyek Pendukung
Untuk mendukung operasional Kilang Balikpapan, juga terdapat 2 proyek penting lainnya yaitu pembangunan jalur pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan dan peningkatan kapasitas terminal minyak di Lawe-Lawe.
Penyelesaian pembangunan jalur pipa gas dari Senipah ke Balikpapan, menurut Arifin, memiliki fungsi yang strategis. "Jalur pipa ini akan mendukung suplai energi yang stabil untuk operasional kilang. Apalagi kapasitas gas yang dapat disalurkan melalui pipa ini mencapai maksimal 125 MMSCFD," jelasnya.
Sementara terminal Lawe-Lawe akan menjadi komponen vital dalam rantai pasokan minyak mentah, memastikan kelancaran pengiriman bahan baku ke Kilang Balikpapan.
Proyek ini mencakup pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1.000.000 barel, fasilitas penerimaan minyak mentah dari kapal tanker melalui Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT, serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe.
"Tambahan kemampuan produksi dari Kilang Balikpapan tentunya diharapkan semakin memperkuat ketahanan energi di Indonesia," jelas Arifin Tasrif. (hsb)