Ekonomi kreatif Indonesia mencatatkan kinerja mengesankan pada semester I 2024..
Sumber :
  • Dok. Logo Kemenparekraf

Sektor Ekonomi Kreatif RI Catatkan Nilai Tambah Rp749,5 Triliun per Semester I 2024, Kemenparekraf Ungkap Faktor Penopangnya

Selasa, 13 Agustus 2024 - 08:50 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan bahwa kontribusi sektor ekonomi kreatif pada semester I tahun 2024 telah mencapai 55,65%.

Capaian tersebut setara dengan Rp749,5 triliun dari target sebesar Rp1.347 triliun hingga akhir 2024.

Hasil kontribusi mengesankan itu menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam sektor ekonomi kreatif.

Hal itu sebagaimana disampaikan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya, dalam sebuah konferensi pers mingguan yang diadakan secara daring

“Nilai tambah ekraf itu secara target semester I-2024 sudah mencapai 55,65% dari target 2024. Mudah-mudahan ini sudah yang semester kedua bisa tercapai dan bisa lebih,” kata Nia Niscaya dikutip Selasa (13/8/2024).

Pencapaian sektor Eklraf semester I diharapkan akan semakin meningkat pada semester kedua mendatang.

Nia selaku pihak yang mewakili Kemenparekraf menjelaskan, nilai tambah ekonomi kreatif dalam negeri terdiri dari subsektor unggulan seperti fesyen, kuliner, dan kriya.

Subsektor-sektor ini memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.

Dalam hal ekspor ekonomi kreatif, ia mengungkapkan bahwa data dari Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan nilai ekspor mencapai 12,3 miliar dolar AS dari target 27,53 miliar dolar AS.

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4,46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan tersebut mencerminkan kinerja ekspor yang terus membaik dari tahun ke tahun.

Secara keseluruhan, capaian ekspor produk ekonomi kreatif telah mencapai 44,8% dari target yang telah ditetapkan.

Nilai ekspor ini didominasi oleh produk-produk fesyen, kriya, dan kuliner.

Produk-produk tersebut memiliki daya tarik yang kuat di pasar internasional.

“Kalau wisatawan nusantara yang utama adalah kuliner, sementara kalau ekspor adalah yang utama adalah fesyen, disusul kriya misalnya furnitur, pernak-pernik rumah,” tambahnya.

Pernyataan ini menegaskan perbedaan preferensi antara pasar domestik dan internasional.

Berdasarkan data yang disajikan, ekspor produk ekonomi kreatif pada semester I-2024 sebagian besar berasal dari produk fesyen senilai 6.767,6 juta dolar AS, kriya senilai 4.755,7 juta dolar AS, kuliner senilai 829,6 juta dolar AS, dan penerbitan senilai 6,15 juta dolar AS.

Angka-angka ini menunjukkan kontribusi yang besar dari subsektor-sektor tersebut.

Produk-produk ekonomi kreatif ini diekspor ke berbagai negara, dengan pasar utama adalah Amerika Serikat (AS) senilai 4.078 juta dolar AS.

Kemudian disusul oleh Swiss dengan nilai mencapai 908,47 juta dolar AS, Jepang senilai 619,2 juta dolar AS, Hong Kong senilai 582,6 juta dolar AS, dan India senilai 541,7 juta dolar AS. Namun, Amerika Serikat menjadi pasar terbesar bagi produk ekonomi kreatif Indonesia. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral