- Antara Foto
Saat Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat, Harga Emas Antam Justru Stagnan di Level Rp1,418 Juta per Gram
Jakarta, tvOnenews.com - Kenaikan harga emas dunia yang terjadi pekan lalu ternyata tidak berdampak positif bagi harga logam mulia di dalam negeri. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat harga emas Antam tertahan dan cenderung stagnan.
Pelemahan nilai tukar dolar terhadap rupiah membuat harga emas secara relatif menjadi lebih murah. Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah tercatat telah menguat lebih dari 3 persen, dari level Rp16.200-an per dolar AS ke level Rp15.716 per dolar AS.
Kenaikan nilai tukar rupiah ini membuat harga emas Antam di awal pekan bergerak stagnan. Dikutip dari laman logammulia.com, pada Senin (19/8/2024), harga emas Antam terpantau berada di level Rp1,418 juta per gram, atau sama dengan harga pada hari sebelumnya.
Sementara harga pembelian kembali atau buy back emas Antam juga terpantau stagnan di level Rp1,270 juta per gram, atau tidak berubah dibandingkan dengan harga buy back pada Sabtu dan Minggu sebelumnya.
Di tengah lonjakan harga emas dunia yang kembali mendekati rekor tertingginya pada pekan lalu, harga emas Antam justru hanya menguat tipis sebesar 1,2 persen atau Rp17 ribu per gram sepanjang pekan lalu.
Padahal, sepanjang pekan lalu, harga emas dunia kembali dalam tren penguatan. Bahkan pada perdagangan Jumat (16/8/2024), harga emas naik ke level tertingginya dalam sejarah yakni di level 2.490 dolar AS per troy ounce.
Gejolak Pasar
Harga emas kembali menguat seiring meningkatnya permintaan terhadap aset yang dianggap paling aman atau safe haven, di tengah ketidakpastian pasar dalam mengantisipasi kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
Pasar keuangan kembali bergejolak menyusul pernyataan pejabat Gedung Putih yang memperingatkan adanyancaman serangan dari Iran terhadap Israel, sebagai balasan atas serangan Israel terhadap pejabat Hamas yang berada di wilayah Iran.
Selain itu, kekhawatiran terhadap meningkatnya ekskalasi perang Rusia - Ukrana juga menjadi kekhawatiran pelaku pasar, seiring dengan aksi Ukraina yang mulai berani memasuki wilayah Rusia.
Sementara dari sektor ekonomi, data pembangunan rumah dan gedung di AS pada bulan Juli 2024 lalu, tercatat menjadi yang terendah dalam empat tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan dampak lanjutan dari tingginya tingkat suku bunga di negara tersebut. (hsb)