Setelah Rupiah Menguat dari Level 16.400, Ekonom Nilai Bank Indonesia Tidak Perlu Naikkan Suku Bunga Acuan BI-Rate.
Sumber :
  • Antara Foto

Bank Indonesia Diperkirakan Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan BI-Rate, Namun Peluang Penurunan Terbuka di 2024

Rabu, 21 Agustus 2024 - 10:57 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang digelar sejak kemarin (20/8/2024) dan akan berakhir hari ini,diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI-Rate di level 6,25 persen pada bulan Agustus 2024

Meski sebelumnya telah membuka peluang bagi penurunan suku bunga, Bank Indonesia diperkirakan akan menunda pelonggaran kebijakan moneter di tengah gejolak geopolitik global dan proses transisi pemerintahan pada bulan Oktober 2024 mendatang. 

"Konsensus pasar memperkirakan BI tidak melakukan penurunan suku bunga (BI-Rate) pada RDG bulan ini, meskipun saat ini nilai tukar rupiah berada pada posisi yang cukup kuat," kata Analis Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, Rabu (21/8/2024). 

Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai bergerak menguat, mayoritas analis memperkirakan Bank Indonesia akan menunda penurunan suku bunga acuan BI-Rate di bulan ini. 

Namun, analis melihat adanya peluang penurunan suku bunga sebelum berakhirnya tahun 2024. Selain kurs rupiah yang mulai menguat, penurunan suku bunga juga dimungkinkan dengan terjaganya tingkat inflasi di Agustus 2024 di 2 persen, atau terendah dalam dua setengah tahun terakhir. 

"Fitch memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuan ke 5,25 persen di akhir tahun ini, setelah menaikkanya ke level 6,25 persen di bulan April di tengah anjoknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," seperti dikutip dari riset Fitch Ratings, Rabu (21/8/2024). 

Fokus Jaga Stabilitas

Sebelumnya, RDG Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 lalu telah memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen. Sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00 persen. 

Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025. 

Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran masuk modal asing. 

"Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah sehingga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya. (hsb)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
02:23
Viral