- Istimewa
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II 2024 Moncer, Defisit Menurun hingga 90% ke Angka US$0,6 MIliar
Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2024 mengalami perbaikan signifikan, dengan defisit sebesar US$0,6 miliar.
Berdasarkan Ringkasan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Realisasi Triwulan II 2024, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan defisit US$6 miliar yang tercatat pada kuartal I 2024 sebelumnya.
Perbaikan ini didukung oleh peningkatan dalam transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus, serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.
"Kinerja neraca pembayaran Indonesia pada triwulan II-2024 membaik dan mendukung ketahanan eksternal," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (24/8/2024).
Seiring dengan perkembangan ini, cadangan devisa pada akhir Juni tercatat masih tinggi, mencapai US$140,2 miliar.
Angka ini cukup untuk membiayai 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar internasional yang biasanya hanya 3 bulan impor.
NPI di tahun 2024 diperkirakan akan tetap stabil dengan defisit transaksi berjalan yang rendah, antara 0,1% hingga 0,9% dari produk domestik bruto (PDB).
BI menjelaskan bahwa defisit transaksi berjalan tetap rendah. Pada kuartal II-2024, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$3,0 miliar atau 0,9% dari PDB, sedikit meningkat dari defisit US$2,4 miliar atau 0,7% dari PDB pada kuartal pertama.
Peningkatan surplus neraca perdagangan barang didorong oleh penurunan defisit neraca perdagangan migas dan stabilnya surplus neraca perdagangan nonmigas.
Ekspor nonmigas tumbuh positif, didorong oleh perbaikan harga komoditas dan peningkatan permintaan dari mitra dagang utama. Di sisi lain, impor nonmigas relatif stabil karena aktivitas ekonomi domestik yang tetap terjaga.
Namun, defisit neraca jasa meningkat, salah satunya karena tingginya defisit jasa perjalanan seiring pelaksanaan ibadah haji 2024.
Defisit neraca pendapatan primer juga mengalami kenaikan, terutama akibat pembayaran dividen dan bunga/kupon yang sesuai dengan pola triwulanan.
Transaksi modal dan finansial mengalami perbaikan di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Pada kuartal II-2024, transaksi ini mencatat surplus US$2,7 miliar, berbalik dari defisit US$1,6 miliar yang tercatat pada kuartal I.
Kinerja positif ini terutama ditopang oleh masuknya modal asing dalam investasi portofolio di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Investasi langsung juga tetap mencatat surplus, seiring dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ekonomi global yang berpotensi mempengaruhi prospek NPI.
BI juga akan memperkuat respons kebijakan, bekerja sama erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Perbaikan yang signifikan dalam neraca pembayaran Indonesia menunjukkan upaya yang berhasil dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Bank Indonesia tetap optimis dan berkomitmen untuk terus memperkuat ketahanan eksternal melalui berbagai kebijakan strategis. (rpi)