- tvOne
Menyongsong Kongres ISEI XXII: Dinamika Indonesia-Tiongkok dalam Perkuat Kemitraan Ekonomi di Tengah Tantangan Global
Jakarta, tvOnenews.com - Diskusi bertajuk "Dinamika Indonesia-Tiongkok" dalam rangkaian Road to ISEI Congress XXII berlangsung dengan mengundang sejumlah tokoh penting.
Acara ini merupakan bagian dari persiapan menuju Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang ke-22, yang akan diselenggarakan pada 19 hingga 20 September 2024 di Kota Solo.
Diskusi ini dibuka oleh Direktur Utama tvOne, Taufan E.N Rotorasiko, dan menghadirkan sejumlah pembicara penting di antaranya, Djauhari Oratmangun (Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok), Muhammad Edhie Purnawan (Ketua PP ISEI International Affairs), serta Anna Luli (Associate Research Fellow).
Dalam sambutannya, Taufan E.N Rotorasiko menekankan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong peningkatan hubungan dan interdependensi antarnegara.
Bersamaan dengan itu, hubungan bilateral antara Indonesia Tiongkok yang telah terjalin dengan baik selama bertahun-tahun diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih signifikan, terutama dalam hal investasi di sektor nilai tambah.
"Hubungan bilateral ekonomi Indonesia dan China diharapkan tidak hanya berhenti sebatas jual beli. Namun diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih, salah satunya yaitu dengan menarik investasi," kata Taufan dalam pembukaan diskusi secara virtual, Kamis (29/8/2024).
Foto: Direktur Utama tvOne, Taufan E.N Rotorasiko, saat memberikan sambutan dalam pembukaan diskusi Road to ISEI Congress XXII dengan tema “Dinamika Indonesia Tiongkok”, Kamis (29/8/2024).
Diskusi ini merupakan salah satu rangkaian menuju Kongres ISEI ke-22, yang akan diadakan dengan tujuan untuk memberikan kontribusi pada perekonomian nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Tema utama kongres tahun ini mencangkup Stabilisasi, Hilirisasi, Digitalisasi, dan Inklusi, atau yang disingkat menjadi SHDI.
"Diskusi ini menjadi salah satu jembatan jernih antara ISEI dengan masyarakat Indonesia untuk tetap mengembangkan nilai-nilai penting dalam kebijakan ekonomi Indonesia. Pada diskusi bersama ISEI kali ini tvOne dipercaya sebagai media memberikan dukungan untuk lebih mensosialisasikan kegiatan road to kongres ke-22 ISEI mendatang," tambah Taufan.
Peningkatan Kerjasama Strategis Indonesia-Tiongkok
Dalam diskusi tersebut, Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, menjelaskan sejarah panjang hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok yang sudah dimulai sejak 13 April 1950.
"Tahun depan kita akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Tiongkok," kata Djauhari.
Sang Duta Besar menyoroti evolusi hubungan Indonesia Tiongkok telah mencapai kemitraan strategis komprehensif sejak Oktober 2013.
Menurut Djauhari, kemitraan ini mencakup berbagai bidang seperti politik, hukum, keamanan, perdagangan, investasi, hingga sektor energi dan infrastruktur.
Djauhari juga menekankan pentingnya Rencana Aksi 2022-2026 yang disepakati kedua negara pada November 2022, yang mencakup intensifikasi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan budaya.
"Implementasi dari rencana aksi kemitraan strategis komprehensif ini baru saja direview secara berkala," tambahnya, merujuk pada pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang baru saja berlangsung di Beijing.
Tantangan Ekonomi Tiongkok di Tengah Dinamika Global
Sementara itu, Muhammad Edhie Purnawan selaku Ketua PP ISEI International Affairs, membahas tantangan yang dihadapi oleh ekonomi Tiongkok saat ini.
Menurutnya, kombinasi dari penurunan berkelanjutan di sektor properti, lemahnya permintaan domestik, dan gesekan dengan negara-negara Barat telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
"Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ke-2 2024 ini 4,7% year on year, di bawah prediksi 5,1%, dan melambat dari pertumbuhan 5,3% pada kuartal pertama sebelumnya," ungkap Edhie.
Edhie juga mencatat bahwa penurunan ini merupakan yang terlemah sejak kuartal pertama 2023.
Di tengah perlambatan ini, Partai Komunis China (CPC) memulai Plenum Ketiga, sebuah acara politik penting yang kemungkinan akan meluncurkan berbagai langkah reformasi dan tindakan dukungan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mendekati 5% pada tahun ini.
Reformasi Ekonomi dan Struktural di Tiongkok
Edhie menjelaskan bahwa selama Plenum Ketiga ini, CPC menekankan pentingnya reformasi struktural untuk mengubah Tiongkok menjadi ekonomi sosialis modern yang didorong oleh teknologi berkualitas tinggi.
"CPC merencanakan menarik investasi asing dengan memperkenalkan langkah-langkah yang akan mempermudah dan mendorong investasi asing ke dalam ekonomi China," jelasnya.
Selain itu, CPC juga menekankan pentingnya membangun ketahanan nasional dan kemandirian dalam negeri, terutama di sektor-sektor strategis seperti sains dan teknologi.
Salah satu reformasi signifikan yang sedang dilakukan adalah perubahan dalam sistem pajak lokal, yang diharapkan dapat memperkuat anggaran pemerintah daerah.
Pada intinya, diskusi panjang ini diharapkan dapat menjadi jembatan penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang dinamika hubungan ekonomi dengan Tiongkok, terutama menjelang Kongres ISEI XXII. (rpi)