- tvOne
Dubes RI untuk Tiongkok Akui Aplikasi TEMU ingin Masuk Indonesia, Padahal Disebut-sebut Lebih Bahaya dari TikTok
Jakarta, tvOnenews.com - Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, mengatakan bahwa aplikasi e-commerce TEMU asal China berkeinginan untuk masuk ke Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam Diskusi bertajuk "Dinamika Indonesia-Tiongkok" yang merupakan rangkaian Road to ISEI Congress XXII di tvOne, Kamis (29/8/2024).
Djauhari memaparkan, Tiongkok atau China saat ini merupakan negara yang perekonomiannya kini sudah mulai ditopang oleh sektor digital.
Perkembangan digital yang luar biasa di Tiongkok bahkan sebenarnya telah dirasakan Indonesia sejak lama melalui masuknya berbagai platform aplikasi sosial media, AI, hingga e-commerce.
"Di platform e -commerce, kita lihat perkembangan di platform e -commerce di Tiongkok juga luar biasa. Apalagi penggunaan, pemanfaatan, artificial intelligence, integrasi internet of things, dan tentunya sharing of best practices," ujar Djauhari dalam paparannya.
Mengingat RI dan Tiongkok telah melakukan penguatan kerja sama sejak 2023, maka transformasi digital di Indonesia dan pengembangan artificial intelligence di Tanah Air diharapkan terus menuai kemajuan..
Beberapa perusahaan digital RRT telah merambah ke pasar Indonesia misalnya seperti Huawei, TikTok yang telah membeli saham Tokopedia, hingga grup Alibaba merupakan contoh nyata.
Bahkan, aplikasi jual beli online TEMU yang sejak lama diwaspadai pemerintah ternyata juga berminat masuk ke Indonesia.
Hal itu tidak lain adalah karena Indonesia memiliki pasar yang begitu menjanjikan di sektor digital.
"Aplikasi Belanja Temu juga berminat masuk ke Indonesia," kata Djauhari Oratmangoen.
TEMU Lebih Bahaya dari TikTok?
Pada Juni lalu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki angkat bicara mengenai ancaman ekspansi e-commerce baru asal China bernama TEMU.
Teten menegaskan pemerintah tidak menghendaki hadirnya platform jual beli online asal China tersebut karena dianggap bisa mengancam terhadap dunia bisnis Indonesia, khususnya sektor UKM.
Bahkan, Teten mengatakan bahwa platform Temu lebih berbahaya dari aplikasi TikTok Shop yang menjual barang-barang China dengan harga yang sangat murah.
"Platform e-commerce baru asal China ini lebih berbahaya dari TikTok, karena telah terhubung dengan berbagai pabrik yang ada di China sehingga bisa mengancam dunia bisnis di Indonesia," kata Teten diberitakan tvOnenews.com pada 13 Juno 2024.
Saking ketar-ketirnya, Menkop UKM bahkan sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak memberi izin untuk e-commerce baru asal Tiongkok tersebut.
Selain itu, Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kemenkop UKM, Fiki Satari, menyatakan bahwa langkah itu perlu dilakukan demi melindungi para pelaku usaha, khususnya UMKM di dalam negeri.
Menurut Fiki, aplikasi marketplace TEMU dari China ini dampaknya akan sangat mematikan bagi UMKM.
Bahkan, Fiki mengatakan bahwa aplikasi sekelas Amazon di Amerika sudah mulai kalah dengan TEMU.
"Ada satu platform MtoC (manufacture to customer) 80 ribu pabrik akan masuk (dalam platform ini). Di Amerika, Temu ini mengalahkan Amazon. Harusnya ini dilarang karena saat ini pukulan bagi UMKM itu sudah semakin habis-habisan," kata Fiki dalam keterangan tertulisnya, 26 Juli 2024. (rpi)