- Istimewa
Siap Jembatani Kepentingan Pengusaha dan Pemerintah, Anindya Bakrie Dinilai Sosok Paling Tepat Pimpin KADIN Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan membawa era baru bagi sektor perekonomian. Dunia usaha siap berperan serta dan mendukung target pertumbuhan pemerintahan baru yang digadang - gadang bisa mencapai 8 persen.
Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia Anindya Bakrie mengaku target pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8 persen bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin dicapai, meski dalam sepuluh tahun terakhir rata - rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 5 persen.
Anindya Bakrie yang juga menjadi Ketua APEC Business Advisory Council (BAC) Indonesia dan CEO Bakrie & Brothers ini menilai, pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini telah memberi pijakan kuat bagi pemerintahan mendatang untuk bisa tumbuh lebih cepat.
"Ketika kita ingin mencapai sesuatu titik yang dicanangkan yaitu Indonesia Emas 2045, artinya paling sedikit kita bisa tumbuh 5 persen, kalau 8 persen bisa jauh lebih baik lagi. Jadi intinya ini bukan suatu hal yang tidak mungkin," kata Anindya saat memberi sambutan pada dialog bertajuk 'Peluang Dunia Usaha dalam Menyongsong Pemerintahan Prabowo-Gibran' di Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Optimisme ini didukung oleh pengalaman Indonesia dalam 20 tahun terakhir yang berhasil naik hingga lima kali lipat, dimana Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia telah meningkat dari 1.000 dolar AS menjadi 5.000 dolar AS.
Selain tingkat pertumbuhan tinggi, Anindya menegaskan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya. "Yang paling penting saya selalu katakan, bukan hanya tumbuh tapi tumbuh bareng-bareng ya, bukan hanya satu kelompok saja yang naik kelas tapi semuanya juga naik kelas," jelas Anindya Bakrie.
Namun, Anindya mengingatkan adanya sejumlah tantangan untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Dia menyebut efisiensi investasi di Indonesia yang diukur dengan ICORE masih relatif rendah dan perlu ditingkatkan.