- ANTARA
Saham Asia Tergelincir Jelang Pertemuan Fed, Krisis Ukraina Jadi Fokus
Sydney, Australia - Pasar saham Asia tergelincir pada awal perdagangan Senin (24/1/2022), dengan Federal Reserve diperkirakan akan mengonfirmasi segera mulai menguras likuiditas besar-besaran yang telah memicu keuntungan besar dalam saham-saham pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal yang menambah kehati-hatian adalah kekhawatiran tentang kemungkinan serangan Rusia di Ukraina dengan Departemen Luar Negeri AS menarik anggota keluarga staf kedutaannya di Kyiv.
The New York Times melaporkan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengirim ribuan tentara AS ke sekutu NATO di Eropa bersama dengan kapal perang dan pesawat.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,1 persen dan Nikkei Jepang jatuh 1,0 persen. Namun, Wall Street berjangka mencoba untuk bangkit setelah kerugian minggu lalu, dengan indeks berjangka S&P 500 naik 0,4 persen dan indeks berjangka Nasdaq menguat 0,7 persen.
Pasar tegang sekarang sekalipun memperkirakan kemungkinan kecil Fed menaikkan suku minggu ini, meskipun ekspektasi yang luar biasa adalah untuk langkah pertama menjadi 0,25 persen pada Maret dan tiga lagi menjadi 1,0 persen hingga akhir tahun.
"Dengan inflasi yang sangat tinggi, The Fed akan terus menghapus kebijakan moneter ultra-akomodatif yang telah menjadi penopang utama harga saham selama lebih dari satu dekade sekarang," kata Oliver Allen, ekonom pasar di Capital Economics.
Prospek biaya pinjaman yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi yang lebih menarik berdampak pada saham teknologi dengan valuasinya yang tinggi, membuat Nasdaq anjlok 12 persen sepanjang tahun ini dan S&P 500 jatuh hampir 8,0 persen.