- Berita Resmi Statistik BPS
Alarm Bahaya untuk Ekonomi RI, Deflasi 4 Bulan Beruntun Tanda Datangnya Krisis, BPS hingga Ekonom Beri Peringatan Begini
Deflasi Terjadi karena Turunnya Jumlah Kelas Menengah
Pemerintah baru-baru ini juga menyampaikan bahwa masyarakat kelas menengah mengalami penurunan, yang mana mereka adalah penggerak utama konsumsi domestik.
Dikutip dari VIVA, Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa deflasi selama empat bulan ini dipengaruhi oleh turunnya jumlah kelas menengah dan rendahnya permintaan.
"Deflasi ada di persoalan sisi permintaan yang rendah bukan sekedar harga pangan turun. Ini bisa dilihat dari inflasi inti yang cukup rendah. Ada kaitan dengan jumlah kelas menengah yang jumlahnya menurun dan perubahan pola menahan belanja non-kebutuhan pokok," ungkap Bhima pada Selasa, 3 September 2024.
Di sisi lain, Bhima menjelaskan bahwa kenaikan upah yang sangat kecil serta investasi yang kurang berkualitas turut menjadi penyebab deflasi beruntun ini. Investasi yang masuk tidak banyak menciptakan lapangan kerja, sehingga banyak orang beralih ke pekerjaan di sektor informal.
Bhima juga menilai bahwa bagi negara berkembang dengan populasi usia produktif yang besar, deflasi merupakan kondisi yang anomali. Ia bahkan memperkirakan bahwa deflasi beruntun ini akan menyulitkan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2024.
"Apalagi masih terjadi bonus demografi sampai 2036. Ada yang bermasalah secara struktural ekonomi. Deflasi beruntun akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,9-5%, jadi meleset dari target 5,2%," tambahnya.