Diskusi Road to ISEI Congress XXII dengan tema “Dinamika Indonesia Swedia”..
Sumber :
  • tvOne

75 Tahun Indonesia-Swedia, RI Bisa Adopsi Banyak Ilmu di  Sektor Energi dan Teknologi: Ada IKEA hingga Spotify

Jumat, 13 September 2024 - 09:35 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia yang telah terjalin selama hampir 75 tahun, terus didukung dengan kemitraan yang semakin kuat dari berbagai sektor.

Sejak Swedia menjadi salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950, kerja sama di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan telah berkembang pesat.

Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Kamapradipta Isnomo, mengungkapkan pentingnya merawat hubungan kedua negara ini dalam berbagai aspek.

"Swedia adalah salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950. Tahun depan, kita akan merayakan ulang tahun ke-75 hubungan bilateral," ujar Kamapradipta Isnomo dalam diskusi Road to ISEI Congress XXII : Dinamika Indonesia-Swedia, Jumat (13/9/2024).

Kerja Sama Indonesia-Swedia Sektor Kehutanan dan Energi Baru

Swedia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal sektor kehutanan. Menurut Kamapradipta Isnomo, 70% wilayah Swedia tertutup hutan, yang digunakan sebagai alat ekonomi melalui ekspor dan industri.

Selain itu, kedua negara juga bekerja sama di bidang energi baru dan terbarukan.

Pada 2023, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan SWAT Fund dari Swedia untuk mengembangkan teknologi biomassa, memanfaatkan limbah menjadi energi.

Proyek waste to energy ini sudah dimulai di Kudus, Jawa Tengah, sebagai pilot project, yang diharapkan akan terus berkembang.

"Swedia memandang hutan sebagai alat ekonomi, sementara juga melindungi alamnya. Kami berbagi pandangan yang sama tentang pentingnya hutan sebagai sumber daya yang berkelanjutan," ungkapnya.

Diskusi Road to ISEI Congress XXII dengan tema “Dinamika Indonesia Swedia”.
Sumber :
  • tvOne

 

Kama menyatakan, tidak banyak orang tahu bahwa Swedia adalah negara dengan cadangan rare earth terbesar di Eropa, dan mereka juga memproduksi bijih besi berkualitas terbaik di dunia.

Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara dengan sumber daya mineral yang berkelimpahan sangat bisa mengadopsi cara-cara yang dilakukan oleh Swedia.

"Dalam proses penambangannya, mereka menggunakan teknologi tinggi tanpa menggunakan bahan bakar fosil, sehingga mampu memproduksi bijih besi berkualitas tinggi," ujar Kama.

Indonesia Bisa Adopsi Pendidikan dan Inovasi Teknologi

Sejak 1970-an, hubungan antara Indonesia dan Swedia di bidang pendidikan sangat erat, menjadikan sektor ini sebagai prioritas kedua negara.

Selain itu, Swedia dikenal sebagai pusat inovasi teknologi global dengan perusahaan besar seperti IKEA, Spotify, dan Volvo.

Menurut Muhammad Edhie Purnawan selaku Ketua Pengurus Pusat ISEI International, Swedia melakukan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan yang mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi.

Edhie menyampaikan, Indonesia sebagai negara berkembang dapat belajar dari Swedia dalam hal keberlanjutan investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Dari Swedia, Indonesia bisa belajar tentang pentingnya investasi yang berkelanjutan, terutama dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia melalui pendidikan, serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial dan inklusi ekonomi. Indonesia sudah keren dalam bidang ini, dan akan dilanjutkan oleh pemerintah yang baru," Edhie.

Meski Swedia merupakan salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia, tingkat pengangguran pada 2024 meningkat menjadi 7,7%.

Namun, Swedia diyakini akan segera pulih melalui kebijakan pasar tenaga kerja aktif (Active Labour Market Policies) yang mendorong pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

Edhie menambahkan bahwa Indonesia dapat belajar dari Swedia terkait kebijakan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, terutama dalam mengatasi tantangan sosial dan ekonomi pasca-pandemi.

Hubungan Politik dan Kerja Sama Parlemen

Dalam diskusi ISEI tersebut, Dubes Kamapradipta Isnomo juga menjelaskan hubungan politik antara Indonesia dan Swedia yang  semakin matang.

Pada 2022, Swedia membentuk Sweden-Indonesia Parliamentary Friendship Group, sebuah kelompok anggota parlemen Swedia yang bertujuan mempererat hubungan dengan para anggota DPR RI.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan politik kedua negara berkembang menuju kemitraan yang lebih solid, mencakup sektor kesehatan, perdagangan, dan investasi.

"Kelompok Sweden-Indonesia Parliamentary Friendship Group ini adalah pencapaian yang cukup positif, menandakan semakin kuatnya hubungan politik kedua negara demokrasi," katanya.

Melihat eratnya hubungan kedua negara, kolaborasi strategis antara Indonesia dan Swedia diharapkan terus berkembang menjelang perayaan 75 tahun hubungan diplomatik pada 2025, mencakup sektor pendidikan, teknologi, hingga kesehatan. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral