- tvonenews.com
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Beras dalam Negeri Mahal, tapi Pendapatan Petani Rendah
Jakarta, tvonenews.com - Bank Dunia menyebut bahwa harga beras Indonesia 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, namun kesejahteraan petani masih rendah.
Berdasarkan Survei Terpadu Pertanian 2021, kesejahteraan petani Indonesia masih di bawah rata-rata. Bahkan, pendapatannya kurang dari US$1 per hari atau sekitar Rp15.207 dan setahun di bawah US$341 atau sekitar Rp5 juta. Pendapatan ini dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut harga beras yang tinggi di dalam negeri dipengaruhi oleh biaya produksi yang besar.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani mengatakan, petani Indonesia berhak mendapat keuntungan karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Oleh sebab itu berdampak pada harga beras yang tinggi di pasaran.
"Memang betul harga beras di dalam negeri saat ini tinggi, tapi memang biaya produksinya juga sudah tinggi, sehingga kalau kita runtut dari cost factor produksi beras di dalam negeri, kalau kita perhatikan memang tinggi, jadi petani juga berhak mendapatkan keuntungan," kata Rachmi, di Bali, Jumat (20/9/2024) dilansir dari ANTARA.
Namun saat ini, lanjut dia, petani sedang mendapat cukup keuntungan karena harga gabah yang dibeli di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Nilai Tukar Petani (NTP) khususnya tanaman pangan, saat ini juga sedang dalam harga yang bagus. Menurutnya, hal ini saling terkait sehingga konsumen nantinya akan lebih mudah mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau.