Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan smelter tembaga milik PT Amman Mineral Internasional Tbk., di Sumbawa Barat, NTB, Senin (23/9/2024)..
Sumber :
  • Sekretariat Presiden

Tanpa Cawe-cawe Asing, Jokowi Sebut Smelter Amman Mineral akan Perkuat Hilirisasi Tembaga Nasional: Ungkap Posisi Cadangan RI di Dunia

Senin, 23 September 2024 - 18:52 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk., yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/9/2024).

Dibukanya Smelter Amman Mineral ini menjadi tonggak penting bagi hilirisasi industri tembaga di Indonesia, di mana pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dalam negeri.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyoroti pentingnya transisi ekonomi dari yang berbasis konsumsi menuju ekonomi berbasis produksi.

Presiden menjelaskan bahwa sekitar 56% GDP Indonesia masih bergantung pada konsumsi domestik, dan ini harus diubah.

"GDP ekonomi kita 56% itu bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah. Oleh sebab itu saya gembira pada pagi hari ini sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam 7 besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga," ujar Jokowi.

Ia menambahkan, dengan pengoperasian smelter PT Amman, Indonesia mulai memanfaatkan cadangan tembaganya dengan memprosesnya di dalam negeri.

Selain itu, Presiden juga menekankan bahwa Indonesia kini tak lagi mengirim bahan mentah ke luar negeri, melainkan memprosesnya menjadi produk siap pakai seperti katoda tembaga, kabel, hingga foil tembaga.

Jokowi berharap produk-produk tembaga Indonesia bisa mendominasi pasar global.

"Kita juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia itu ke depan bergantung pada negara kita, Indonesia," kata Jokowi. 

Smelter ini merupakan hasil investasi sebesar Rp21 triliun, dengan teknologi canggih yang mampu memproduksi 220 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat setiap tahunnya.

Jokowi mengapresiasi langkah PT Amman yang berani mengambil inisiatif ini, dan menekankan pentingnya hilirisasi untuk menambah nilai ekonomi dari sumber daya alam. 

“Bayangkan kalau selamanya hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di kita, nilai tambahnya berada di negara-negara yang memiliki smelter, sehingga keberanian dan niat baik dari PT Amman saya sangat mengapresiasi sekali," ucap Jokowi.

Jokowi juga berharap bahwa smelter ini dapat membawa manfaat langsung bagi masyarakat sekitar, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja di NTB.

Selain itu, diharapkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nusa Tenggara Barat, terutama di Kabupaten Sumbawa Barat, dapat meningkat seiring beroperasinya smelter ini.

"Dan yang mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh Tanah Air Indonesia," tambah Jokowi.

Hadir dalam peresmian tersebut sejumlah pejabat, termasuk Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta beberapa tokoh lainnya seperti Fahri Hamzah, Pj. Gubernur NTB Hassanudin, dan Presiden Komisaris PT Amman Mineral, Hilmi Panigoro.

Smelter tembaga milik Keluarga Panigoro ini menjadi yang pertama di Indonesia yang sepenuhnya dikelola oleh perusahaan nasional tanpa keterlibatan atau cawe-cawe asing maupun BUMN.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa ini adalah langkah bersejarah dalam pembangunan hilirisasi tembaga.

"Saya harus bangga, Bapak Presiden, karena ini smelter pertama milik pengusaha nasional. Ini bukan asing. Jadi, Pak Hilmi (Panigoro) dan seluruh dewan direksi, saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga," kata Bahlil dalam peresmian.

Di sisi lain, Presiden Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Hilmi Panigoro, juga berbagi cerita tentang perjalanan panjang dan tantangan dalam pembangunan smelter ini.

Menurutnya, perseroan menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari tantangan teknis, pandemi Covid-19, kenaikan suku bunga, hingga situasi politik dan ekonomi global yang memengaruhi pengiriman peralatan.

"Namun dengan kerja keras dan semangat, kami berhasil capai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia," ungkap Hilmi.

Ia juga menambahkan bahwa Amman kini telah bertransformasi menjadi perusahaan tambang terintegrasi, mulai dari eksplorasi, pemrosesan, hingga pemurnian melalui smelter.

Hilmi berharap bahwa dengan beroperasinya smelter ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga semakin kuat.

Dengan peresmian smelter ini, Indonesia menegaskan langkahnya dalam memaksimalkan nilai tambah komoditas tembaga di dalam negeri. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:43
02:42
04:15
00:55
01:03
01:44
Viral