- antara
Kata Menhub Budi Karya Soal Fenomena Bandara Kosong di Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tidak mengelak bahwa adanya fenomena bandara kosong di Indonesia.
Menurut Budi Karya, salah satu penyebab utama bandara di Tanah Air kosong adalah dampak lanjutan dari pandemic Covid-19.
Alasan lainnya adalah adanya penurunan drastic populasi pesawat di dunia yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi.
"Mengapa? (Bandara bisa kosong) Satu, memang populasi pesawat di dunia itu menurun drastis, karena beberapa hal, pabrikan yang besar juga tidak terlalu sehat," kata Menhub Budi Karya, dikutip dari Antara, Kamis (3/10/2024).
Selain itu, kata Menhub Budi Karya, ketersediaan suku cadang pesawat yang akin terbatas juga berpengaruh, terutama suku cadang dari Uni Soviet dan Ukraina yang hingga saat ini tidak dapat dikirimkan.
Budi Karya menegaskan bahwa pentingnya keselamatan menjadi alasan utama mengapa penerbangan tidak bisa dijalankan jika suku cadang tidak tersedia.
Karena itu juga, banyak penerbangan di Indonesia terhenti hingga muncullah fenomena bandara kosong.
"Yang kedua sparepart yang tadinya diandalkan itu collapse pada saat COVID-19, bahkan sebagian sparepart itu dari Unisoviet dan Ukraina, tidak didelivery. Sehingga penerbangan kita yang ada di Indonesia bahkan banyak yang tidak beroperasi, ada tongkrongannya, ndak bisa berjalan. Karena sparepart-nya nggak ada. Dan safety-nya tinggi sekali sehingga kita tidak bisa menjalankan itu," jelasnya.
Tak hanya karena pandemic Covid-19, penurunan populasi pesawat dan terbatasnya suku cadang, Budi Karya juga mengatakan bahwa adanya daya beli masyarakat yang mengalami penurunan, maka hal itu juga berdampak pada kemampuan bandara untuk menggunakan layanan penerbangan.
Dalam beberapa kasus, tarif penerbangan harus mencapai batas atas agar leasing dan biaya avtur dapat dibayar.
"Memang harus jujur ya, daya beli masyarakat itu turun. Katakanlah tujuan tertentu, tujuan tertentu harus dipenuhi dengan 70 persen dengan tarif harus batas atas, kalau tidak leasingnya, avturnya tidak bisa dibayar," terangnya.
Menhub menyampaikan bahwa pembangunan bandara yang dilakukan sejak tahun 2014 sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi udara di berbagai daerah di Indonesia.
Saat pembangunan bandara dilakukan, jumlah pesawat sempat mendekati 700 unit, tetapi setelah pandemi, jumlah tersebut merosot tajam menjadi sekitar 300 unit.
Saat ini, kata Menhub, jumlah pesawat yang beroperasi hanya sekitar 420 unit, dan jumlah ini stagnan tanpa ada peningkatan yang signifikan.
"Pada saat itu bandara kita bangun, pesawat itu udah mendekati 700, tetapi apa yang terjadi pada saat setelah pandemi COVID-19? pesawat itu merangkak jadi 300, sekarang ini kira-kira (tersisa) 420. Itu pun stagnan, nggak bisa naik-naik," kata Menhub.
Meski begitu, Menhub tidak menyebutkan bandara mana saja yang mengalami kekosongan penerbangan.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, dalam kurun waktu 10 tahun periode 2015-2024, telah melakukan pembangunan 27 bandar udara baru dan rehabilitasi bandara udara terhadap 64 bandara di seluruh Indonesia. (vsf)