- ANTARA
Dipicu Yolo dan Fomo, Anak Muda Usia 26-35 Tahun Gemar Berutang di Paylater, Paling Banyak untuk Fashion
Jakarta, tvonenews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sebagia besar generasi mudah banyak mengambil utang di layanan buy now pay later (BNPL). Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk membeli produk fashion.
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK) Friderica Widyasari Dewi.
Friderica mengatakan fenomena mengutang menggunakan paylater ini menjadi concern dari regulator di seluruh dunia. Ia pun memperingatkan anak muda tentang bahaya fenomena fear of missing out (Fomo), You only live once (Yolo) hingga doom spending yang memicu perilaku berutang.
"Anak muda ini Fomo, kalau nggak ikut khawatir dibilang ketinggalan zaman, terus Yolo. Katanya sekarang tren baru doom spending, belanja serasa mau kiamat. Jadi, anak muda ini kemudian membelanjakan yang dimiliki seolah tidak ada hari besok. Paling gawat belanjanya bukan dari uang yang dimiliki, tapi dari uang yang utangan tadi," kata dia dalam acara Like It yang dilansir dari Youtube OJK, Senin (7/10/2024).
Anak muda, lanjut Friderica, juga kerap memberikan penghargaan atau rewards yang instan. Menurutnya hal ini sangat membahayakan bagi generasi muda, apalagi yang belum mempunyai penghasilan sendiri.
Ia mengatakan fenomena tersebut menjadi salah satu penyebab generasi muda gemar berutang. Apalagi saat ini mencari pinjaman atau berutang sangat mudah karena teknologi semakin berkembang, misalnya dengan pinjaman online (pinjol) dan paylater.
"Karena dengan ada pinjol, paylater sangat mudah anak muda kita bisa mendapatkan pinjaman kemudian membelikan barang yang tidak produktif," ungkapnya.