- dok.Sekretariat Presiden
Investasi di IKN Baru Separuh Target, Jokowi: Kita Memang Seleksi, Serius Ndak...
Jakarta, tvonenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan alasan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih separuh dari target yang ditentukan yakni Rp100 triliun. Padahal, pada 20 Oktober mendatang Jokowi akan lengser dari jabatannya.
Jokowi berkilah bahwa nilai investasi saat ini yang baru Rp58 triliun merupakan hasil seleksi dari sejumlah investor yang mengajuan investasi.
"Yang ingin masuk itu sebenarnya kan banyak. Perlu diseleksi kan, serius ndak. Kalau serius baru diberi peluang," kata Jokowi usai meresmikan pembukaan BNI Investor Daily Summit di JCC, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).
Ia mengatakan pemerintah memang memilih para investor yang mengajukan investasi. Meskipun keran investasi dibuka, namun tetap melalui seleksi.
"Kita memang memilih, jadi tidak semua langsung boleh masuk, semua boleh investasi, semuanya lewat seleksi," kata Jokowi.
Presiden mengatakan sejauh ini investasi masuk ke IKN sudah sebesar Rp58 triliun. Ia optimis target investasi IKN Rp100 triliun nantinya akan tercapai.
"Angkanya Rp58 triliun itu angka gede banget, duit gede loh Rp58 triliun," ujarnya.
Sebelumnya Plt Kepala Otoritas IKN Basuki Hadimuljono menyampaikan sejauh ini investasi di IKN untuk non-APBN sudah sebanyak Rp58,4 triliun.
Menurut Basuki yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pemerintah membuka segala sektor investasi untuk masuk, terutama logistik untuk mendorong keramaian di IKN.
Sebelumnya, Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan bergeser dari negara Barat ke Asia. Hal tersebut ia sebut sebagai Abad Asia.
Jokowi mengatakan, Abad Asia menandakan pertumbuhan ekonomi yang meningkat di kawasan Asia. Kemajuan yang tadinya ada di negara Barat akan beralih ke Asia.
Dengan terjadinya Abad Asia, kata dia, akan ada tiga negara yang menjadi kekuatan ekonomi baru. Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara tersebut.
"Diprediksi ada 3 ekonomi kekuatan baru di Asia. Ada 3 negara diperkirakan, India, China, Indonesia. Ketiganya ada di Asia," ujar Jokowi, Selasa (8/10/2024).
Namun, untuk menjadi kekuatan ekonomi baru, Indonesia harus melalui banyak tantangan dan syarat-syarat yang perlu dilalui. Salah satunya adalah pelemahan ekonomi dunia dan juga dampak konflik geopolitik yang memanas di mana-mana.
"Tapi hati-hati untuk menuju 3 negara tadi untuk jadi superpower banyak tantangan dan syarat yang perlu dilalui," ujar Jokowi.
Ia menyebut perlambatan ekonomi global diperkirakan masih di angka rata-rata 2,7 hingga 2,8 persen. Meski begitu, lanjut Jokowi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih di atas 5%.
"Patuut disyukuri Indonesia masih tumbuh di atas 5% growthnya," ujarnya.(nba)