Boeing Ancam PHK 17 Ribu Pekerja di Tengah Aksi Mogok Kerja, Ada Apa.
Sumber :
  • Boeing

Boeing Akan PHK 17 Ribu Pekerja di Tengah Aksi Mogok Kerja, Ada Apa

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 18:16 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Boeing, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), menyatakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal terhadap belasan ribu pekerjanya.

Sebanyak 17 ribu orang, atau sekitar sepersepuluh (10 persen) pekerja Boeing akan terdampak dalam rencana PHK massal tersebut.

Belum ada keterangan pasti dari Boeing terkait PHK massal itu. Namun, peringatan itu sudah disampaikan kepada pekerja perusahaan.

Bersamaan dengan ancaman PHK itu, Boeing juga melaporkan perubahan skema produksi dan peluncuran pesawat teranyarnya. Ada dua pesawat baru yang harusnya diluncurkan dalam waktu dekat, yakni pesawat jarak jauh 777X dan pesawat kargo 767 ditunda akibat masalah ketenagakerjaan di sana.

Melansir Reuters, PHK massal dari Boeing terjadi di tengah ramainya masalah dari perusahaan yang bergerak di industri dirgantara itu, salah satunya mogok kerja dari pekerjanya.

Bersamaan dengan rencana PHK itu, sedang berjalan aksi mogok kerja dari 33 ribu pekerja bagian pabrik yang menuntut penyesuaian upah membuat sumber penghasilan utamanya stagnan.

Mogok kerja yang terhitung sudah berlangsung selama sebulan itu membuat sumber penghasilan utamanya stagnan.

Hingga saat ini, aksi mogok kerja tersebut dikabarkan masih terjadi. Belum ada  titik temu disinyalir masih terjadinya mogok kerja itu.

Dari situ, krisis keuangan Boeing mencapai puncaknya terjadi di kuartal ketiga 2024 beriringan dengan ramainya mogok kerja. Laporan dari Boeing, nilai kerugian dari perusahaan itu mencapai US$5 miliar pada kuartal ketiga,

CEO Boeing, Kelly Ortberg mengatakan bahwa perampingan signifikan diperlukan "untuk menyesuaikan dengan realitas keuangan kami" setelah pemogokan yang dilakukan oleh 33.000 pekerja Pantai Barat AS yang menghentikan produksi jet 737 MAX, 767 dan 777.

"Kami mengatur ulang jumlah tenaga kerja kami agar sesuai dengan realitas keuangan kami dan dengan serangkaian prioritas yang lebih terarah. Selama beberapa bulan mendatang, kami berencana untuk mengurangi jumlah total tenaga kerja kami sekitar 10%. Pengurangan ini akan mencakup para eksekutif, manajer, dan karyawan," kata pesan Ortberg dalam pesannya kepada pekerjanya. (vsf)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:25
02:09
03:18
02:21
03:11
02:06
Viral