- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
INFOGRAFIS: Pesatnya Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia di Era Jokowi
Perkembangan Signifikan di Periode Kedua Jokowi
Di periode kedua Jokowi (2020-2023), pertumbuhan transaksi perbankan digital semakin pesat, mencapai 225,97%. Pada 2020, volume transaksi digital mencapai 4,9 miliar, dan melonjak hingga 16,1 miliar pada 2023. Nilai transaksi digital juga naik dari Rp27.364 triliun pada 2020 menjadi Rp58.617 triliun di 2023.
Lonjakan Pengguna QRIS
Peluncuran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) juga mendongkrak pertumbuhan pengguna. Pada 2021, pengguna QRIS berjumlah 11,5 juta dan meningkat tajam menjadi 45,5 juta pada 2023. Transaksi QRIS terus naik hingga 217,33% pada Agustus 2024, dengan pengguna mencapai 52,55 juta dan merchant yang terdaftar sebanyak 33,77 juta.
Presiden Jokowi optimistis dengan potensi ekonomi digital Indonesia. Dalam pidatonya di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024, Jokowi mengatakan, "Pembayaran digital diproyeksikan akan tumbuh 2,5 kali lipat pada tahun 2030 mencapai 760 miliar USD atau sekitar Rp12.300 triliun."
Transaksi Digital di Tahun 2024
BI mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat pada 2024. Transaksi melalui Sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) mencapai Rp42.008 triliun pada kuartal II 2024, tumbuh 13,42% secara tahunan (yoy). Sementara transaksi melalui BI-FAST naik 67,79% (yoy) mencapai 785,95 juta transaksi. Di sektor ritel, transaksi perbankan digital tumbuh 34,49% dengan 5,36 miliar transaksi, dan uang elektronik tumbuh 39,24% menjadi 3,96 miliar transaksi.