INFOGRAFIS: Pesatnya Ekonomi Digital Indonesia di Era Jokowi.
Sumber :
  • tvOnenews.com/Wildan Mustofa

INFOGRAFIS: Pesatnya Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia di Era Jokowi

Rabu, 16 Oktober 2024 - 09:00 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ekosistem perekonomian digital Indonesia telah mengalami perkembangan pesat.

Pertumbuhan ini tercermin dari berbagai sektor, terutama di bidang perbankan digital dan transaksi keuangan.

Salah satu indikator yang jelas adalah data dari Bank Indonesia (BI) yang mencatat lonjakan transaksi perbankan digital selama 2014-2023.

Di bawah kepemimpinan Jokowi, volume transaksi perbankan digital Indonesia melonjak sebesar 898,82%. Pertumbuhan ini menunjukkan pesatnya perkembangan ekonomi digital Indonesia.

Pertumbuhan Transaksi Digital di Periode Pertama Jokowi

Pada periode pertama kepemimpinan Jokowi (2014-2019), volume transaksi perbankan digital meningkat sebesar 116,95%. Di tahun 2014, jumlah transaksi mencapai 1,6 miliar dan terus naik hingga 4,9 miliar transaksi pada 2019. Secara nominal, transaksi tersebut tumbuh dari Rp11.737 triliun pada 2014 menjadi Rp27.287 triliun pada 2019. Tren pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perbankan digital makin diminati masyarakat.

Perkembangan Signifikan di Periode Kedua Jokowi

Di periode kedua Jokowi (2020-2023), pertumbuhan transaksi perbankan digital semakin pesat, mencapai 225,97%. Pada 2020, volume transaksi digital mencapai 4,9 miliar, dan melonjak hingga 16,1 miliar pada 2023. Nilai transaksi digital juga naik dari Rp27.364 triliun pada 2020 menjadi Rp58.617 triliun di 2023.

Lonjakan Pengguna QRIS

Peluncuran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) juga mendongkrak pertumbuhan pengguna. Pada 2021, pengguna QRIS berjumlah 11,5 juta dan meningkat tajam menjadi 45,5 juta pada 2023. Transaksi QRIS terus naik hingga 217,33% pada Agustus 2024, dengan pengguna mencapai 52,55 juta dan merchant yang terdaftar sebanyak 33,77 juta.

Presiden Jokowi optimistis dengan potensi ekonomi digital Indonesia. Dalam pidatonya di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2024, Jokowi mengatakan, "Pembayaran digital diproyeksikan akan tumbuh 2,5 kali lipat pada tahun 2030 mencapai 760 miliar USD atau sekitar Rp12.300 triliun."

Transaksi Digital di Tahun 2024

BI mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat pada 2024. Transaksi melalui Sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) mencapai Rp42.008 triliun pada kuartal II 2024, tumbuh 13,42% secara tahunan (yoy). Sementara transaksi melalui BI-FAST naik 67,79% (yoy) mencapai 785,95 juta transaksi. Di sektor ritel, transaksi perbankan digital tumbuh 34,49% dengan 5,36 miliar transaksi, dan uang elektronik tumbuh 39,24% menjadi 3,96 miliar transaksi.

Transaksi melalui QRIS juga tumbuh sebesar 226,54% (yoy) dengan 50,50 juta pengguna dan 32,71 juta merchant. Namun, transaksi menggunakan kartu ATM menurun 8,42% menjadi 1,76 miliar transaksi. Sebaliknya, transaksi kartu kredit meningkat 20,92% menjadi 114,31 juta transaksi. Dari segi uang kartal yang diedarkan, jumlahnya tumbuh 6,61% menjadi Rp1.057,8 triliun.

Proyeksi Pertumbuhan Transaksi Digital hingga 2030

Menurut Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ryan Rizaldy, transaksi digital diprediksi akan tumbuh 14 kali lipat hingga 2030, mencapai 10,05 miliar transaksi. "Transaksi digital akan naik dari 0,6 miliar menjadi 10,05 miliar pada 2030," ungkap Ryan. Generasi Y, Z, dan Alpha diperkirakan akan menjadi motor utama pertumbuhan ini, seiring dengan preferensi mereka terhadap pembayaran digital. Namun, Ryan juga menegaskan bahwa infrastruktur digital Indonesia perlu diperkuat untuk mengakomodasi lonjakan transaksi tersebut. (rpi)

 

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral