- ANTARA
Inilah Tantangan Presiden Terpilih Prabowo Subianto Capai Kemandirian Energi Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Yayan Satyakti selaku pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjajaran menyebutkan bahwa pemerintahan atang memiliki beragam tantangan untuk mencapai kemandirian energi.
Kala dihubungi, Yayan menyebut upaya kemandirian energi terbarukan, khususnya energi berbasis bahan baku nabati (bioenergi) yang sering berbenturan dengan upaya pelestarian lingkungan ketika akan mencapai kemandirian energi.
Salah satu contohnya ialah pengembangan biodiesel dan bioethanol yang berbasis tanaman sawit dan tebu. Tanpa perencanaan yang matang, produksi bioenergi bisa mengakibatkan konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian yang bisa meningkatkan emisi karbon.
Maka dari itu, untuk memenuhi target biodiesel B50 misalnya, diperlukan perluasan lahan perkebunan sawit hingga 2,5 sampai 3 kali lipat dari kondisi saat ini. Kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengalokasikan 1-1,2 juta hektare lahan untuk tanaman energi dinilai masih belum cukup.
“Sehingga berpotensi menimbulkan konflik antara tujuan mencapai ketahanan energi dengan perubahan iklim,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Yayan juga menyoroti permasalahan harga biodiesel. Agar produksi biodiesel bisa berkelanjutan, diperlukan investasi yang besar dalam pengelolaan kebun sawit yang baik.
Hanya saja, biaya produksi pengelolaan yang tinggi berpotensi membebani konsumen dan membuat harga biodiesel menjadi lebih mahal dibandingkan bahan bakar fosil.
Otoritas perusahaan swasta pada sektor perkebunan sawit juga turut mempengaruhi harga biodiesel, lantaran saat ini 55 persen perkebunan sawit dikuasai oleh swasta. Oleh karenanya, pemerintah akan lebih sulit mengatur harga biodiesel serta membuatnya lebih terjangkau bagi masyarakat.
Lebih lanjut Yayan merasa pemerintah harus menerapkan domestic market obligation (DMO) yang bisa membantu untuk menjaga stabilitas harga biodiesel di pasar domestik serta memastikan ketersediaan bahan baku industri dalam negeri.
"Harus ada semacam program yang bisa mengendalikan harga kebutuhan ini agar bisa kompetitif di pasaran," ucapnya.
Beberapa saran lain yang harus dilakukan pemerintah menurut Yayan adalah dengan mempertimbangkan untuk memiliki perkebunan sawit khusus yang didedikasikan untuk produksi biodiesel. Ini bisa memberikan pemerintah kendali besar atas pasokan dan harga biodiesel.
Swasembada energi akan menjadi salah satu misi dalam program Asta Cita yang diusung oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Program kerja yang akan dilakukan, di antaranya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil sekaligus menjadikan Indonesia sebagai raja energi hijau dunia dalam bidang energi baru dan terbarukan dan energi berbasis bahan baku nabati (bioenergi).
Kemudian, memperbaiki skema insentif untuk mendorong aktivitas temuan cadangan sumber energi baru untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
Selain itu, mendirikan kilang minyak bumi, pabrik etanol, serta infrastruktur terminal penerima gas dan jaringan transmisi/distribusi gas, baik oleh BUMN atau swasta. (ant/nsp)