Ilustrasi QRIS.
Sumber :
  • ANTARA

Banyak Pedagang Tak Terima Uang Tunai, Praktisi Ekonomi: Hidup di Indonesia Kok Tolak Rupiah?

Jumat, 18 Oktober 2024 - 07:30 WIB

"Bagaimana bila konsumen hanya memegang uang tunai karena dompet digital mereka sudah habis. Atau bagaimana bila ada konsumen lebih menyukai bertransaksi dengan uang kartal karena menghindari pencurian data yang salah satu modusnya melalui kartu debit dan kredit," ujarnya.

Meskipun begitu, Hendra setuju adanya kebijakan cashless untuk usaha tertentu. Pembayaran nontunai juga bisa dimaklumi jika melakukan transaksi yang sama-sama menguntungkan pelaku usaha dan konsumen, contohnya adalah pembelian barang bernilai mahal yang lebih aman bila transaksi. 

Lalu, ada pula pembayaran cashless pada parkir atau tol yang bisa menyebabkan kemacetan panjang bila dilakukan secara tunai karena pengemudi dan penjaga booth harus menghitung pecahan uang kembalian.

"Tetapi masak untuk beli makanan, minuman, baju atau nonton bioskop saja dipaksa harus cashless,” ujarnya.

Maka dari itu, Hendra meminta agar pemerintah dan Bank Indonesia tidak hanya mengimbau dan menerapkan sanksi bagi pelaku usaha yang membandel misalnya membatalkan kode QRIS mereka.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono sebelumnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (16/10), sudah menegaskan bahwa pedagang wajib menerima pembayaran uang tunai karena berdasarkan UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, setiap orang dilarang menolak untuk menerima rupiah sebagai pembayaran di wilayah NKRI. (ant/nsp)

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:59
01:35
01:19
00:33
02:13
02:38
Viral