Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024)..
Sumber :
  • Antara

BI Belum Siap Turunkan Suku Bunga Acuan, Tapi Tergantung Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Situasi Geopolitik Jadi Alasan

Jumat, 18 Oktober 2024 - 22:29 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa peluang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) memang terbuka di masa mendatang.

Keputusan ini akan dipertimbangkan dengan melihat inflasi, nilai tukar rupiah, dan kondisi pertumbuhan ekonomi.

Meskipun suku bunga belum diturunkan bulan ini, Perry menegaskan bahwa ruang untuk penurunan masih ada, dan tergantung pada perkembangan ekonomi ke depannya.

Hal itu disampaikan Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024).

“Ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka. Besarannya berapa, timingnya kapan, akan kami lihat prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Perry. 

Bos Bank Indonesia itu juga mengungkapkan alasan BI belum menurunkan suku bunga BI-Rate pada bulan ini.

Keputusan ini terkait dengan ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada nilai tukar rupiah.

Saat ini, suku bunga BI-Rate tetap dipertahankan di angka 6%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25% dan Lending Facility di 6,75%.

Fokus utama kebijakan moneter BI dalam jangka pendek adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama karena ketidakpastian di pasar keuangan global semakin meningkat.

BI terus melakukan berbagai langkah untuk memperkuat kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga kestabilan ekonomi serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

“Mencermati dinamika global dan juga perlunya kita bersama mendorong pertumbuhan ekonomi, maka kebijakan moneter mulai lebih seimbang antara menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Perry.

Salah satu strategi BI adalah memperkuat operasi moneter yang pro-pasar. Hal ini dilakukan untuk menarik masuknya modal asing, yang bertujuan menstabilkan nilai tukar rupiah dan meningkatkan efektivitas kebijakan moneter.

Bank Indonesia juga menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah agar tetap kompetitif, sehingga imbal hasil dari investasi portofolio asing di aset keuangan domestik tetap menarik.

Selain itu, BI mengoptimalkan beberapa instrumen keuangan seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Strategi lainnya termasuk memperkuat transaksi term-repo dan swap valas yang lebih kompetitif, serta memperkuat peran Primary Dealer (PD) untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repo antar pelaku pasar. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:36
03:40
01:08
01:12
03:56
01:30
Viral