- Dok. Sritex
Fakta Sritex Pailit, Utang Triliunan Tak Bisa Terbayar: BCA Jadi Bank Kreditor Terbesar hingga Nasib Ribuan Karyawan Terancam Badai PHK
"Kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya," kata Manajemen Sritex dalam laporannya.
Walau begitu, perusahaan sempat optimis dengan adanya dukungan dari pemegang saham.
"Grup juga telah memperoleh surat dukungan dari pemegang sahamnya, yang memberikan konfirmasi bahwa akan terus memberikan dukungan finansial bagi Grup agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya dan untuk dapat memenuhi kewajiban Grup," jelas manajemen Sritex.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan merencanakan peningkatan penjualan dan efisiensi biaya, termasuk dengan mengurangi jumlah karyawan.
Pada tahun 2023, Sritex sudah memangkas 2.232 karyawan, dari 16.370 di akhir 2022 menjadi 14.138. Pada akhir Juni 2024, jumlah karyawan berkurang lagi sebanyak 2.889 menjadi 11.249 orang.
PHK ini juga berdampak pada para vendor dan pihak-pihak lain yang bergantung pada bisnis Sritex, baik dari sisi hulu maupun hilir.
Mengingat kondisi perusahaan yang ambruk, Sritex berupaya keras mempertahankan kelangsungan usaha di tengah badai utang dan ketidakpastian. Masa depan perusahaan ini sangat bergantung pada langkah restrukturisasi dan dukungan dari kreditur serta pemegang saham. Namun dengan defisit modal yang begitu besar, Sritex perlu langkah lebih agresif untuk keluar dari krisis dan menyelamatkan hak karyawan yang terdampak. (rpi)