Ilustrasi Utang Luar Negeri.
Sumber :
  • Antara

Resep IMF Agar Dunia Tidak Terjebak Utang Tinggi: Atasi Inflasi dengan…

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 04:30 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - International Monetary Fund (IMF) menjelaskan soal potensi ekonomi global yang akan terjebak dalam pertumbuhan rendah serta utang publik yang tinggi. 

Kristalina Georgieva selaku Direktur Pelaksana IMF memperkirakan bahwa utang publik bakal US$ 100 triliun atau sekitar Rp1,5 kuintiliun di akhir tahun ini, setara 93% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global serta menjadi yang tertinggi sepanjang masa. 

Bahkan di 2030, IMF meramal bahwa utang publik akan mendekati 100% dari PDB yang akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat. 

Oleh karena itu, pihak IMF saat ini sudah membuat beberapa rekomendasi untuk memastikan kelancaran perekonomian serta menjauh dari jalur pertumbuhan rendah dan utang tinggi untuk beberapa negara.

Pertama, negara tersebut perlu untuk memastikan bahwa inflasi bisa kembali ke tingkat sasarannya. Saat ini, Kristalina menyebut bank sentral utama, termasuk Amerika, mengambil jalur pelonggaran yang tepat.

“Triknya sekarang adalah menyelesaikan pekerjaan mengatasi inflasi tanpa merusak pasar kerja secara tidak perlu," ujar Kristalina dalam Konferensi Pers yang ditayangkan di situs resmi IMF,

Kedua, sudah waktunya bagi negara-negara untuk mengambil tindakan terhadap utang dan defisit. Kristalina mengatakan dukungan fiskal  sangat dibutuhkan sebagai respons terhadap guncangan selama bertahun-tahun, namun sekaranglah waktunya untuk membangun kembali penyangga fiskal.

"Di sebagian besar negara, hal itu dapat dilakukan secara bertahap, tetapi harus dimulai sekarang," katanya.

Ketiga, penting bagi negara-negara untuk menerapkan reformasi pertumbuhan yang komprehensif, mulai dari pengurangan birokrasi hingga perbaikan tata kelola.

“Kami telah melihat reformasi menjadi sumber manfaat yang signifikan di berbagai negara. Analisis kami menunjukkan bahwa reformasi ini dapat meningkatkan produksi hingga 8% selama empat tahun di negara-negara berkembang," terang Kristalina. (nsp)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:47
02:03
04:08
05:21
06:51
07:30
Viral