Kadin Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kerja Sama Regional, dan Perdamaian Berkelanjutan Untuk Indonesia.
Sumber :
  • Tim Tvone

Kadin Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kerja Sama Regional, dan Perdamaian Berkelanjutan Untuk Indonesia

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 07:58 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2024 – 2029 Anindya Bakrie menekankan ada tiga dedikasi utama Kadin Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah dalam lingkup perannya di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik.

“Sebagai Ketua Umum Kadin (Indonesia) yang mewakili sektor bisnis Indonesia, dedikasi kami (sebagai mitra strategis pemerintah) terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kerja sama regional, dan perdamaian yang berkelanjutan,” ujar Anindya Bakrie, Jumat (25/10/2024).

Hal ini disampaikan Anindya Bakrie dalam pidato pembukaan di acara “Laut Filipina Barat: Dampak Terhadap Perdagangan & Investasi ASEAN” yang diselenggarakan oleh Philippine Business Club Indonesia (PBCI) di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/10/2024) malam.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua PBCI Antonio Capati dan Duta Besar Republik Filipina untuk Indonesia, HE Gina A. Jamoralin, yang juga memberikan pidato. Selain itu, Shanti Shamdasani selaku CEO dan Pendiri ASEAN International Advocacy and Consultancy, dan Presiden Pendiri Kerja Sama Pembangunan Internasional & Keamanan Chester B. Cabalza juga hadir untuk menyampaikan pidato utama.

Anindya Bakrie dalam acara tersebut didampingi oleh Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia 2024 – 2029 Benardino M. Vega.

Pada pidatonya yang mengangkat tema “Integrasi Regional Yang Lebih Baik” Anindya Bakrie menjelaskan bahwa kolaborasi antara dunia usaha Indonesia dan Filipina sangatlah penting, namun kerja sama perdagangan dan investasi antar-negara ASEAN juga harus lebih ditingkatkan lagi ke depan.

“Tadi bicara mengenai topik yang selalu hot (menarik) dibicarakan yaitu Laut China Selatan dan Laut Filipina Barat, yang merupakan bagian dari Laut China Selatan. Dan itu benar-benar merupakan suatu hal yang penting untuk didiskusikan karena banyak sekali perdagangan yang terjadi di Laut China Selatan ini yang jumlahnya per tahun mencapai 3,4 triliun dolar AS atau hampir sepertiga dari total perdagangan di jalur laut dunia. Jadi besar sekali,” ungkap Anindya.

Ia juga menambahkan bahwa Laut China Selatan dan Laut Filipina Barat mempunyai potensi yang besar untuk menciptakan kesejahteraan di kawasan tersebut. Dan keduanya selama ini menjadi titik fokus, khususnya bagi China – Filipina dan ASEAN pada umumnya, dalam menghadapi beragam tantangan geopolitik yang menuntut komitmen dialog bersama, saling menghormati dan patuh pada hukum internasional.

“Kami juga melihat bahwa bukan saja secara ekonomi, tetapi juga secara biodiversitas terutama kehidupan di bawah Laut China Selatan yang benar-benar harus dilindungi. Ditambah lagi juga karena Laut China Selatan merupakan tempat perikanan yang luas yang menjadi mata pencarian bagi masyarakat sekitar. Jadi Laut China Selatan dan Laut Filipina Barat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dan kami (melihatnya) tentu mengedepankan kedamaian dan kestabilan. Kami sangat menghormati kedaulatan negara Filipina di wilayah tersebut,” tegas Anindya.

Anindya juga mengungkapkan bahwa Kadin Indonesia akan terus mendorong dunia usaha nasional untuk selalu membuka akses yang lebih luas terutama ke kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik. Hal itu diyakininya sebagai cara terbaik untuk dapat memastikan sektor perdagangan Indonesia semakin membesar.

“Dan kalau bicara ASEAN, kita tidak hanya bicara (hampir) 285 juta (penduduk Indonesia), tetapi juga bicara tentang (sekitar) 750 juta orang (penduduk ASEAN). Jadi inilah yang membuat acara – acara seperti ini sangat baik dan syukur – syukur (nantinya) bisa membawa naiknya investasi yang sangat dibutuhkan. Dan tentunya berujung pada meningkatnya (kesempatan) lapangan pekerjaan,” harap Anindya.

Anindya mengaku optimistis akan potensi kolaborasi dunia usaha Indonesia dan Filipina ke depan. Ada dua hal yang mendasarinya dari sisi nilai ekonomis yaitu jumlah penduduk Indonesia dan Filipina yang jika digabungkan mencapai lebih dari setengah jumlah penduduk ASEAN. Dan data Sekretariat ASEAN tahun 2023 yang menyebutkan total gabungan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara – negara ASEAN tahun 2022 mencapai 3,6 triliun dolar AS.

“Jadi kita bicara lebih lagi antara kedua negara (Indonesia dan Filipina). Saya rasa perdagangan itu hanya salah satunya, dan kerja sama investasi adalah hal lainnya. Dan saya sempat bicara dengan Pak Antonio (Ketua PBCI Antonio Capati) potensi kerja sama mengenai critical minerals ke depan,” pungkas Anindya. (nsp)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:00
06:32
05:54
02:45
02:47
02:03
Viral