Kementerian ESDM Sebut Biodiesel Bisa Hemat Rp120 Triliun dari Ketergantungan BBM..
Sumber :
  • Ist

Kementerian ESDM Sebut Biodiesel Bisa Hemat Rp120 Triliun dari Ketergantungan BBM, Bahlil Ungkap Tantangannya

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 19:09 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bakal fokus memperkuat ketahanan energi nasional dengan mengoptimalkan bioenergi, khususnya biodiesel, sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM).

Salah satu langkahnya adalah melalui program Biodiesel B35, di mana 35% bahan bakar solar dicampur dengan biodiesel berbasis kelapa sawit.

Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi ketergantungan pada BBM impor, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi sektor pertanian dan masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan, arahan Presiden untuk mencapai swasembada energi akan dijalankan secara bertahap, sejalan dengan penguatan ketahanan energi nasional.

"Kemandirian energi kan salah satunya ada bioetanol, bioenergi, dan biodiesel. Biodiesel sekarang kita sudah B35 dan B40 sudah selesai uji coba," kata Bahlil dalam keterangan Kementerian ESDM, Sabtu (26/10/2024).

Bahlil mengungkapkan, rencana pemerintah untuk mengembangkan biodiesel B50 hingga B60, mengingat Indonesia memiliki pasokan kelapa sawit yang berlimpah sebagai bahan baku utama.

"Kalau ditanya bahwa itu cukup atau tidak, B35 sampai B40 itu kan kita habiskan kurang lebih sekitar 14 juta kiloliter. Nah, sementara ekspor kita kan masih banyak. Nah, kalau ditanya kapasitas Crude Palm Oil (CPO) kita cukup atau tidak, pasti cukup. Tinggal kita lihat adalah teknologinya, teknologinya ini kan harus by process untuk kita uji coba. Agar ketika itu diimplementasikan, B50-B60 itu betul-betul sudah lewat uji coba yang baik," jelas Bahlil.

Selain itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menjelaskan bahwa pemanfaatan biodiesel terus menunjukkan peningkatan setiap tahun.

"Tren kenaikan tersebut menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi dengan memanfaatkan biodiesel, yang rasio campurannya juga terus akan ditingkatkan, yang sekarang sudah B35, akan ditingkatkan menjadi B40, kemudian B50 hingga B60," ungkap Agus.

Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa pemanfaatan biodiesel telah mencapai 9,3 juta kiloliter (KL) pada tahun 2021 dan 10,45 juta KL pada tahun 2022.

Pada tahun 2023, angka ini meningkat menjadi 12,2 juta KL dengan berlakunya mandatori B35 sejak Agustus.

Hasil dari pemanfaatan biodiesel tahun ini menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp120,54 triliun, peningkatan nilai tambah dari CPO menjadi biodiesel senilai Rp15,82 triliun, dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan, yaitu lebih dari 11.000 orang di sektor non-pertanian (off-farm) dan sekitar 1,5 juta orang di sektor pertanian (on-farm).

Semangat Indonesia dalam mencapai kemandirian energi, memang digaungkan Presiden Prabowo sejak awal.

Dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober lalu, Presiden Prabowo menyatakan bahwa swasembada energi adalah target mutlak yang ingin dicapai pemerintahannya.

Caranya adalah memanfaatkan secara optimal sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. 

"Kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi, karena kita diberi karunia oleh Tuhan tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain," tegasnya. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:22
03:02
00:54
01:35
02:15
06:15
Viral