- antara
IHSG Anjlok, Top Loser: TOSK, LABA, BNLI dan BREN
Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada Senin (28/10/2024).
IHSG ditutup melemah 60,03 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.634,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,40 poin atau 0,89 persen ke posisi 934,85.
IHSG melemah di saat bursa Asia di dominasi penguatan. Bahkan IHSG mengalami pelemahan paling dalam untuk hari ini.
Frekuensi perdagangan saham dalam IHSG tercatat sebanyak 1.291.504 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 20,71 miliar lembar saham. Adapun nilai dar transaksi itu senilai Rp9,51 triliun.
Sebanyak 203 saham naik, 365 saham menurun, dan 227 tidak bergerak nilainya.
Melansir RTI, penurunan terbesar atau top loser pada Senin (28/10/2024) dipegang oleh Topindo Solisi Komunika Tbk (TOSK) dengan penurunan sebesar 9,02 persen.
Disusul selanjutnya oleh Green Power Group Tbk (LABA) dengan -8,85 persen, Bank Permata Tbk (BNLI) dengan -6,61 persen.
Lalu Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan -6,53 persen dan Semen Indonesia (SMGR) dengan -5,53 persen.
Terpisah, berdasarkan analisa Sinarmas Investindo, bursa Asia yang banyak menguat, setelah partai yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas parlemennya dan People Bank of China (PBoC) dan memutuskan untuk melakukan reverse repo bulanan.
Di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP) yang merupakan partai paling berkuasa di Jepang, telah kehilangan suara mayoritas parlemennya pada pemilihan umum akhir pekan kemarin.
Dimana pada pemilu kemarin, LDP hanya mampu memenangkan 215 kursi majelis. Capaian tersebut jauh dari angka yang dibutuhkan yaitu 233 kursi untuk menjadi mayoritas.
Dengan begini, pasar memperkirakan bahwa perluasan fiscal akan jauh lebih besar disbanding sebelumnya mengingat koalisi oposisi menganjutkan hal ini.
Oleh karena itu, rilisnya tingkat suku bunga Bank of Japan (BoJ) yang akan terjadi pada hari Kamis pekan ini, diperkirakan akan tetap pada level 0,25%. Kebijakan perluasan fiscal atau sikap dovish ini tentu akan semakin memperlemah nilai Yen yang biasanya dibarengi dengan penguatan bursa saham Nikkei. (vsf)