- (REUTERS/Francois Lenoir/File Photo)
Raja Otomotif Volkswagen di Ambang Kejatuhan, Bakal Tutup 3 Pabrik & PHK Massal
Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan otomotif terbesar di Eropa yaitu Volkswagen AG, berencana untuk menutup tiga pabriknya di Jerman, pemberhentian hubungan kerja (PHK) puluhan ribu pekerjanya, hingga mengurangi kapasitas pabrik lain sebagai bagian dari langkah restrukturisasi besar-besaran.
Melansir dari Reuters, kepala dewan perwakilan pekerja Volkswagen yakni Daniela Cavallo menyampaikan bahwa langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan besar yang dihadapi oleh perusahaan, termasuk terkait biaya energi dan tenaga kerja yang tinggi, kompetisi ketat dengan produsen di Asia, dan menurunnya permintaan produk di Eropa dan China.
“Manajemen sangat serius mengenai hal ini. Ini bukan gertakan dalam putaran perundingan bersama," ujar Cavallo dalam pertemuan dengan karyawan di Wolfsburg, pusat utama Volkswagen, Senin (28/10/2024).
Aksi ini diharapkan menjadi awal penjualan besar-besaran aset Volkswagen di negara asalnya, Jerman, Cavallo tidak menyebutkan secara spesifik pabrik mana yang akan terdampak dan berapa banyak karyawan Volkswagen di Jerman yang akan terkena PHK.
- Tim tvOne
Rencana restrukturisasi Volkswagen ini muncul usai negosiasi panjang antara VW dengan serikat pekerja untuk mengurangi biaya operasional. Cavallo mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk memotong gaji merek Volkswagen sebesar 10% serta membekukan kenaikan gaji hingga 2025 serta 2026.
Di sisi lain, ribuan karyawan VW berkumpul di Wolfsburg untuk memprotes rencana PKH tersebut dengan membunyikan klakson, peluit, serta menyuarakan tuntutan agar tidak ada satu pun pabrik yang ditutup.
Saat ini, pihak manajemen VW sedang berencana untuk menyampaikan proposal lebih konkret soal pengurangan biaya tenaga kerja hari Rabu mendatang, bersamaan dengan rilisnya laporan kuartal ketiga perusahaan.
Salah satu anggota dewan VW yakni Gunnar Kilian menyebutkan bahwa saat ini perusahaan dalam situasi yang sangat genting dan negosiator memiliki tanggung jawab cukup besar.
"Tanpa langkah-langkah komprehensif untuk meningkatkan daya saing, kami tidak akan mampu mendanai investasi penting untuk masa depan," ujarnya.
Sementara itu Thomas Schaefer selaku Kepala Divisi Merek Volkswagen menjelaskan bahwa produktivitas pabrik-pabrik di Jerman sangat tidak mencukupi, dengan biaya produksi yang bisa mencapai 25-50% lebih tinggi dari target. Tidak hanya itu, ada beberapa lokasi yang mencapai biaya produksinya mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan pesaing internasional.
Perubahan besar yang saat ini tengah direncanakan Volkswagen menjadi tekanan tambahan bagi pemerintah Jerman, yang sekarang sedang berupaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi. (nsp)