- Istimewa
Peta Penguatan Pendidikan, Sains, dan Teknologi, serta Digitalisasi di Era Prabowo-Gibran
Gebrakan yang dilakukan Mendikti Saintek ini akan lebih mendorong kampus-kampus untuk mengembangkan proyek-proyek berbasis terapan yang bisa mendukung sektor-sektor seperti industri, pangan, energi, dan air bersih.
“Kalau bidang terapan, mengapa kita tidak membuat industri Indonesia? Sekarang ini industri teknologi kita hebat-hebat, kenapa tidak bikin pabrik Indonesia? Kita bisa kok. Listrik, misalnya, kita bisa bikin,” ujar Prof. Satryo.
Prof. Satryo juga menyoroti perlunya mengubah cara pengukuran kinerja perguruan tinggi agar tidak melulu berfokus pada publikasi internasional.
Ia menilai, penelitian yang berdampak nyata bagi masyarakat sering kali tidak dihargai dalam penilaian internasional seperti Scopus, yang menjadi standar penilaian banyak perguruan tinggi.
Lebih jauh, Prof. Satryo juga akan membenahi Key Performance Indicator (KPI) untuk dosen, yang selama ini memicu komersialisasi kampus dan peningkatan biaya kuliah. Dengan KPI yang menuntut perguruan tinggi untuk mencari pendapatan sendiri, banyak kampus menaikkan SPP mahasiswa demi mendapatkan akreditasi yang baik dari Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT).
Prof. Satryo berkomitmen untuk mengubah regulasi dan KPI agar dosen dapat bekerja dengan nyaman tanpa tuntutan komersial yang berlebihan.
“KPI kita ubah semua supaya dosen-dosen bekerja dengan nyaman, tenang. Tidak ada masalah, mau di bidang pertanian, mau di bidang fisika murni, dua-duanya bagus. Meskipun tidak Scopus, tidak apa-apa, yang penting ada karya nasional, karya untuk masyarakat,” jelasnya.
Melalui kebijakan ini, Prof. Satryo berharap perguruan tinggi di Indonesia akan lebih berorientasi pada pengembangan inovasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat dan mampu menghidupkan industri nasional. “Not only that, tidak hanya itu, kita mesti menciptakan industri yang bagus, startup yang kuat,” tegasnya.
Sebelumnya, Wamendikti Saintek Stella Christie menyatakan bahwa hilirisasi tidak akan terjadi tanpa inovasi dan sains teknologi.
Oleh sebab itu, Stella menegaskan bahwa kementeriannya bakal fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan mengeluarkan inovasi-inovasi baru sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.