- Tim TvOne/Pujiansyah
Sorgum, Tanaman Banyak Manfaat dengan Peluang Bisnis Melimpah
Bandar Lampung, Lampung - Sorgum adalah tanaman serealia yang sampai saat ini mungkin masih kurang diminati untuk diusahakan oleh petani di Indonesia, khususnya di Lampung. Negara lain seperti Amerika Serikat, Nigeria, Ethiopia, Mexico, India dan beberapa negara yang beriklim semi-arid sorgum sudah dibudidayakan secara besar-besaran.
Terdapat banyak manfaat yang bisa diambil dari tanaman ini, misalnya sebagai tanaman pangan, pakan ternak, industri bioetanol, bahan pembuatan sirup dan lain-lain. Tidak seperti halnya tanaman serealia lainnya, tanaman ini bisa ditanam dalam kondisi relatif kering atau kekurangan air.
Menurut Prof. Dr. Ir. Muhammad Kamal, M.sc. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), budidaya sorgum di Indonesia bahkan di Lampung belum begitu diminati. Padahal jenis tanaman ini merupakan peluang bisnis yang melimpah dan menjanjikan bagi petani dan pengusaha agribisnis. Perlu adanya dukungan pemerintah untuk memasyarakatkan tanaman tersebut, khususnya dalam rangka memberdayakan lahan kering.
“Petani kita perlu diajarkan, betapa kaya manfaat tanaman sorgum, petani tidak perlu mengganti jenis tanamannya, bisa dengan sistem budidaya tumpang sari, petani singkong, jagung, bisa sambil tanam sorgum. Tanaman ini istimewa akan tumbuh lahan kering, nah di Lampung ini kan banyak lahan kering yang bisa dimanfaatkan untuk menanam sorgum” jelas Kamal.
Lebih lanjut, Kamal menyampaikan perlu adanya intervensi dari pemerintah untuk menciptakan pasar, agar petani mau menanam sorgum. Fakultas Pertanian Universitas Lampung sudah sejak tahun 2010 melakukan riset tanaman sorgum. Hingga saat ini sudah mengoleksi cukup banyak genotipe, baik varietas unggul maupun galur, dengan harapan dapat mendukung pengembangan sorgum.
“Yang paling gampang deh, batang sorgum ini bisa untuk pakan ternak sapi dan kambing, jadi peternak gak perlu lagi ngarit cari rumput buat pakan ternak nya, kan hemat waktu. Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk bioetanol, juga tanaman pangan. Orang kita ini memang masih dimanjakan pangan kita masih melimpah, selama impor pangan masih ada, kita tidak mau berfikir untuk menanam tanaman pangan pengganti, padahal di luar negri tanaman ini sudah diproduksi besar besaran,” papar Kamal.
Selain itu, Dr. Ir. Eko Pramono, M.S. Dosen Fakultas Pertanian Unila lainnya menyampaikan bahwasanya peran akademisi saja tidak cukup untuk mengembangkan sorgum di Indonesia, perlu kesadaran para petani, perlu terciptanya pasar dan perlu peran semua pihak bahwasanya kebutuhan pangan bisa diganti dengan sorgum. (Pujiansyah/Nof)