Menko Pangan Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • tvonenews.com/Abdul Gani Siregar

Zulhas Ngeluh Rantai Distribusi Pupuk di Indonesia Masih Rumit: Salah Kebijakan Masuk Penjara

Senin, 11 November 2024 - 13:38 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau akrab disapa Zulhas mengeluhkan rantai distribusi pupuk yang masih rumit di Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa proses distribusi pupuk harus melewati acuan dari pemerintah daerah. Salah kebijakan imbasnya dapat masuk penjara.

Hal ini dia sampaikan saat konferensi pers Menko Pangan yang digelar di Gedung Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).

"Rantai distribusinya (pupuk) panjang sekali. Distribusi pupuk itu harus masuk ke acuan dari daerah, ada SK bupati, diketahui oleh gubernur, ada dari Kementerian Perdagangan, ada dari Kementerian Pertanian, ada dari Kementerian Keuangan. Rumit, rumit, salah kebijakan masuk penjara," ujar Zulhas

"Karena panjang rantainya, rumit. Bikin aturan, tambah rumit. Akhirnya tidak bisa bergerak," sambung dia.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku telah mengadakan rapat dan pertemuan dengan para distributor, pedagang kios pupuk hingga petani untuk mempermudah distribusi pupuk bersubsidi.

"Kami ingin tahu, ingin mendengar agar pupuk datang tepat pada waktu. Jangan sampai datang saat sudah panen," kata dia.

Hasil dari rapat tersebut, Zulhas menjelaskan bahwa distribusi pupuk bersubsidi telah berjalan dengan baik. 

Sebelumnya, Zulhas mengatakan stok beras aman kendati menghadapi fenomena berkurangnya produksi beras atau rice shortage pada Januari hingga Februari 2025.

Menurutnya, produksi beras selama fenomena rice shortage hanya menghasilkan 1 sampai 1,5 juta ton beras.

Akan tetapi, dia meminta masyarakat tidak perlu risau karena stok cadangan beras di Bulog masih cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Selain itu, dia juga optimis setelah periode rice shortage, pada Maret hingga Mei akan mengalami surplus.

"Jadi memang biasa itu suka siklus musim hujan. Selalu kalau Januari-Februari itu puncaknya shortage. Biasanya bisa 2,5 juta (ton), bisa 1-1,5 juta (ton)," tutur dia.

"Tapi Maret itu surplus, banyak. Jadi kalau Januari-Februari 2,5 (juta ton), Maret-April-Mei itu produksi bisa 3,5 juta (ton) lebih. Tapi tidak usah khawatir, stok kita di Bulog terakhir 2 juta ton," imbuhnya.

Bahkan, dia mengatakan sesuai dengan kontrak impor 2024, di mana masih tersisa 850 ton beras yang belum masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, apabila pasokan beras di Tanah Air mencukupi maka dia memastikan Indonesia tidak melakukan impor di tahun 2025.

"2 juta ton stok sekarang di Bulog, sampai nanti akhir Desember, memang tidak bisa masuk semua yang sudah diputuskan kemarin. Kita impor 3 juta (ton) lebih itu, ada yang belum bisa masuk bulan ini, tahun ini, jadi masih ada sisa," tandas dia.(agr/nba)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:26
02:39
02:22
02:22
03:02
00:54
Viral