Menkeu Sri Mulyani Indrawati..
Sumber :
  • tvonenews.com/Abdul Gani Siregar

Kecemasan Sri Mulyani Hadapi Dampak Tarif Impor Tinggi dari Donald Trump untuk ASEAN, Apa Strategi Menkeu?

Rabu, 13 November 2024 - 21:09 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bersiap menghadapi kemungkinan meningkatnya tarif impor dari Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump.

Sri Mulyani memprediksi bahwa kebijakan proteksionisme AS, terutama jika fokus pada tarif impor, tak hanya akan menargetkan China tetapi juga bisa berdampak pada negara-negara ASEAN, seperti Vietnam.

Menurut Menkeu, kebijakan tersebut dinilai akan berimbas mengganggu perdagangan kawasan ASEAN.

"Tidak hanya China, negara-negara ASEAN seperti Vietnam dan lainnya mungkin juga akan dijadikan fokus terhadap pengenaan tarif impor ini," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Kekhawatiran ini muncul karena Trump dikenal dengan pendekatan proteksionis saat menjabat sebagai presiden AS di periode sebelumnya.

Kebijakan ini bertujuan melindungi industri dalam negeri AS dari persaingan global dengan menetapkan tarif impor tinggi, terutama bagi negara-negara dengan surplus perdagangan besar terhadap AS.

"Sama seperti waktu Presiden Trump bagian pertama dulu, kebijakan mungkin akan berdampak pada seluruh mitra dagang yang memiliki surplus," tambahnya.

Selain itu, kebijakan fiskal di bawah Trump diperkirakan akan ekspansif. Kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun mencerminkan ekspektasi bahwa anggaran pemerintah AS akan mendukung pengeluaran besar.

Dolar AS juga cenderung menguat didorong oleh kebijakan ekonomi Trump yang meliputi penurunan pajak korporasi dan peningkatan belanja untuk sektor-sektor penting, termasuk tarif impor yang lebih tinggi.

Di sisi lain, Trump diperkirakan tidak akan seagresif Joe Biden dalam kebijakan perubahan iklim.

Kebijakan ini bisa memengaruhi komitmen global untuk mengurangi emisi karbon, dengan prediksi bahwa Trump mungkin mendukung peningkatan produksi bahan bakar fosil dan berimbas pada harga minyak serta perkembangan industri kendaraan listrik.

Kecemasan Sri Mulyani terkait dampak kebijakan ini pernah ia sampaikan sebelumnya. Dalam konferensi pers APBN KiTa pekan lalu di Jakarta, Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan Trump di periode lalu kurang berpihak pada penurunan emisi karbon di sektor energi.

Ia khawatir kebijakan yang sama bisa kembali menaikkan produksi minyak AS, yang bisa memicu kenaikan harga minyak internasional dan berdampak luas pada pasar global. (ant/rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:11
41:46
01:00
01:15
01:05
01:47
Viral