PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM).
Sumber :
  • ANTARA

Rainbow Tubulars Manufacture Targetkan Pabrik Kedua Beroperasi pada 2025

Kamis, 21 November 2024 - 10:52 WIB

Jakarta, tvonenews.com -  PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak usaha dari PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) menargetkan pabrik kedua dapat beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2025.

"Harapan kami pada kuartal III-2025 akan beroperasi secara komersial plant dua ini," kata Direktur Komersial dan Bisnis RTM Barkeilona, dikutip Kamis (21/11/2024).

Barkeilona menerangkan, pabrik kedua tersebut berkapasitas 40.000 ton per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp300 miliar hingga Rp400 miliar.

Ia menyebutkan bahwa biaya untuk membangun pabrik kedua tersebut membengkak lantaran adanya peningkatan harga mesin yang sebelumnya belum dikalkulasikan.

Saat ini, produksi RTM berkisar mencapai 25.000 ton hingga 30.000 ton per tahun. Jika pabrik kedua mulai beroperasi, maka total kapasitas produksi RTM bisa mencapai hingga 70.000 per tahun.

"Saat ini RTM sedang dalam pembangunan plant-2 sehingga kapasitas total dapat meningkat menjadi 60.000 sampai 70.000 ton per tahun," ujarnya.

Dia berharap dengan adanya pabrik kedua tersebut ini, RTM dapat memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia.

"Dan akan dapat memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang sejak 2023 dihentikan karena RTM mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik," ucapnya.

RTM memasok kebutuhan pipa khususnya Tubing untuk kebutuhan domestik pada 2018 sebesar 8.000 ton, 2019 sebesar 7.500 ton, 2020 sebesar 5.000 ton, 2021 sebesar 14.000 ton, 2023 sebesar 15.500 ton, dan sampai Oktober 2024 sebesar 17.500 ton.

Sebelum fokus ke pasar domestik, RTM pernah memasok produknya ke Rusia, Kanada, dan Houston Amerika Serikat. Produk buatan RTM telah mencapai Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) sudah mencapai lebih dari 40 persen.

Sepanjang tahun 2023, distribusi produk RTM mencapai 73 persen untuk Subholding Upstream Pertamina, 15 persen untuk Pertamina Hulu Rokan, 10 persen untuk pasar luar negeri, dan 2 persen untuk KKKS lainnya. (ant/nba)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:05
03:21
01:02
02:18
02:08
06:37
Viral