- Antara
Ditarget Prabowo, Bahlil Siapkan Langkah Strategis untuk Pensiunkan Seluruh PLTU Batu Bara, Ungkap Masalah Pembiayaan: Sudah Pasti Mahal
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempersiapkan langkah strategis untuk mendukung target ambisius Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu terkait dengan keinginan pemerintah agar seluruh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia berhenti beroperasi dalam waktu 15 tahun.
Kebijakan ini bertujuan mendorong Indonesia menuju era energi bersih dan mencapai target "net zero emission" pada tahun 2060.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan berbagai penyesuaian untuk merealisasikan arahan tersebut.
“Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo itu sebagai bentuk komitmen dalam rangka Indonesia menuju net zero emission 2060. Sudah barang tentu, dalam penyampaiannya Bapak Presiden Prabowo, kami sebagai pembantunya akan melakukan penyesuaian-penyesuaian,” katanya dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Bahlil menambahkan bahwa kementerian sedang mengkaji penghentian operasional beberapa PLTU secara bertahap. Kajian ini mempertimbangkan dampaknya agar tidak membebani ekonomi nasional.
"Kita lagi exercise. Karena energi baru terbarukan itu penting bagi bangsa kita, tapi tidak mesti membebani negara kita dan masyarakat kita," ujarnya.
Salah satu PLTU yang akan dipensiunkan adalah PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat. Untuk itu, ESDM tengah berkoordinasi dengan lembaga keuangan guna memastikan proses ini tidak memberikan tekanan pada kas negara.
“Sekarang kita lagi rapat koordinasi terus dengan keuangan dan lembaga pembiayaannya. Jadi kita mau, tapi jangan negara dibebankan. Karena pasti energi baru terbarukan itu harganya mahal. Itu sudah pasti mahal,” imbuh Bahlil.
Terkait rencana pensiun PLTU lainnya, Bahlil mengatakan pihaknya masih menunggu arahan teknis lebih lanjut dari Presiden. Pemerintah berkomitmen agar transisi energi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat.
Presiden Prabowo sebelumnya menyampaikan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai target "net zero" lebih cepat, yakni pada tahun 2050, berkat kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Dalam KTT G20 di Brasil pada 19 November, ia menjelaskan rencana untuk menghentikan semua PLTU batu bara dan pembangkit listrik berbasis fosil dalam 15 tahun ke depan.
“Kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan. Kami juga berencana untuk membangun lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan dalam 15 tahun ke depan,” ujar Presiden. (ant/rpi)