Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Perkasa Roeslani.
Sumber :
  • Taufik/tvOnenews.com

Menteri Rosan Tawarkan 3.700 GW Potensi EBT ke Investor Inggris, Cadangan Panas Bumi di Pulau Jawa jadi Harapan: Transisi Energi Hijau Dipercepat?

Jumat, 22 November 2024 - 18:04 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengajak investor Inggris untuk memanfaatkan peluang besar dalam sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Selain sektor EBT, Menteri Rosan juga menyoroti potensi investasi dalam teknologi hijau dan penangkapan karbon.

Apa yang dilakukan Rosan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih.  

Hal itu disampaikan saat Menteri Rosan membuka perdagangan di London Stock Exchange sekaligus menghadiri pertemuan Indonesia-UK Climate and Green Finance di Inggris pada Kamis (21/11/2024) waktu setempat. 

Rosan menekankan potensi energi terbarukan Indonesia yang mencapai hampir 3.700 gigawatt dari sumber tenaga surya, hidro, panas bumi, serta komitmen dekarbonisasi sebelum tahun 2060.  

"Kami berkomitmen untuk mencapai NDC pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan dukungan dari mitra internasional. Jadi, tentu saja kami ingin bekerja sama dengan banyak pihak, agar dapat menjadi lebih ambisius dan mencapai target ini sebelum 2060," jelas Rosan dalam keterangan resminya, Jumat (22/11/2024). 

Rosan juga menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan cadangan panas bumi Indonesia sebagai sumber energi bersih.

"Kami juga memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, terutama di Pulau Jawa. Kami ingin mendorong pemanfaatan sumber daya ini untuk mengurangi ketergantungan pada energi berbasis bahan bakar fosil," ujarnya.

Selain itu, ia menyoroti potensi besar Indonesia dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Menurut Rosan, teknologi ini dapat menjadi kunci untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan.

"Kami memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon, sekitar 700 gigaton. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan banyak pihak untuk memanfaatkan potensi ini melalui teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Teknologi ini sangat penting untuk mendukung transisi energi di Indonesia," tambahnya.

Rosan juga menegaskan bahwa pemerintah terus menyederhanakan regulasi untuk mendukung investasi. Dengan menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah, proses perizinan dibuat lebih efisien dan ramah bagi investor.

Langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak mitra internasional untuk berinvestasi di sektor hijau Indonesia. (ant/rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral