- Antara Foto
PLN EPI Ungkap Pengembangan Biomassa Jadi Subtitusi Bahan Bakar Berbasis Ekonomi Rakyat
Jakarta, tvOnenews.com - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengungkapkan bahwa pengembangan ekosistem biomassa sebagai bahan baku utama untuk bahan bakar substitusi (cofiring) batu bara di PLTU, berorientasi pada ekonomi rakyat.
Vice President Strategi Pengembangan Bisnis Biomassa PLN EPI, Anita Puspita Sari dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, menyampaikan bahwa biomassa dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi di PLTU, dan sekaligus dapat memajukan ekonomi masyarakat.
Anita menyebutkan bahwa PLN EPI telah membangun rantai pasok biomassa yang terintegrasi untuk menjamin kesinambungan pasokan ke PLTU. Strategi ini melibatkan pembangunan hub dan sub-hub di sekitar PLTU serta pengoptimalan logistik dengan menggunakan transportasi darat, laut, dan sungai.
Biomassa yang dimanfaatkan meliputi limbah replanting karet, serbuk sagu, batang singkong, serta produk tanaman energi seperti indigofera.
Anita menjelaskan contoh nyata penggunaan biomassa oleh PLN EPI melalui Green Economy Village (GEV). Di Tasikmalaya, Jawa Barat, contohnya, 30 hektar lahan ditanami 30.000 bibit indigofera serta tanaman tumpang sari seperti cabai dan singkong. Program ini tidak hanya menghasilkan biomassa, tetapi juga pakan ternak, pupuk organik, serta pemasukan tambahan bagi masyarakat setempat.
"Melalui konsep pertanian terpadu, kami memanfaatkan lahan kritis untuk tanaman energi. Model ini mendukung keberlanjutan pasokan biomassa dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan lebih dari 330 petani di berbagai wilayah," tambah Anita.
Di Lampung, pemanfaatan batang singkong dapat mengurangi penggunaan 2.500 ton batubara setiap bulan, melibatkan 23 pekerja dengan pendapatan rata-rata Rp80.000 per hari. Sedangkan di Aceh, pemanfaatan sekam padi menyedot 24 tenaga kerja dengan kapasitas 300 ton per bulan.
Program ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Dengan memanfaatkan limbah, kita menciptakan peluang kerja bagi masyarakat lokal sekaligus mendukung transisi energi hijau," jelas Anita dalam Knowledge Hub bertajuk Cofiring Biomass Technology: Biomass Supply Chain & Feedstock Management di ajang Electricity Connect 2024, Jakarta, Jumat (22/11/2024).
Sebagai bagian dari transformasi hijau, PLN Grup tidak akan menandatangani kontrak baru untuk PLTU, melainkan akan memaksimalkan aset PLTU yang ada dengan co firing biomassa. Dengan pendekatan ini, PLN dapat menurunkan biaya emisi hingga 18,5 juta ton CO2, menjadikannya solusi energi terbarukan yang cepat, terjangkau, dan berdampak luas.
PLN EPI menekankan bahwa pemanfaatan biomassa, baik dari limbah maupun tanaman energi, adalah langkah strategis untuk mendukung target NZE 2060 dan memperkuat kemandirian energi nasional. (ant/nsp)