- YouTube/tvOnenews
Erick Thohir Ungkap 50 UMKM Masuk Ekosistem Tender BUMN di Bawah Rp15 M
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa 50 ribu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah bergabung dalam ekosistem tender yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN dengan nilai di bawah Rp15 miliar.
Di Jakarta pada hari Selasa, Erick menjelaskan bahwa data tersebut merupakan akumulasi sejak kebijakan ini diterapkan dari tahun 2020 hingga 2024.
"Ini sudah berjalan hampir 5 tahun. Dan sudah ada 50 ribu UMKM yang masuk ke dalam ekosistem ini," kata Erick di sela Penandatangan Nota Kesepahaman BPOM dan Kementerian BUMN dengan tema 'Koordinasi dalam Mendukung Peningkatan Kemandirian dan Daya Saing Produk UMKM di Bidang Obat dan Makanan'.
Ia menyampaikan bahwa dari 50 ribu UMKM yang terlibat dalam tender di bawah Rp15 miliar, sebagian besar berfokus pada bidang pangan. Namun, Erick tidak merinci jumlah atau nilai tender yang telah diperoleh oleh pelaku UMKM tersebut.
"Alhamdulillah itu sudah terkumpul 50 ribu UMKM yang mungkin 90 persen juga makanan," ujar Erick.
Dalam kesempatan ini, ia meminta agar semua tender proyek Kementerian BUMN di bawah Rp15 miliar harus melibatkan UMKM. Sepanjang ini, kolaborasi antara BUMN dan UMKM sudah berjalan melalui program Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PaDI UMKM).
Selain itu, Erick menegaskan bahwa pelaksanaan tender tidak boleh melibatkan individu yang memiliki hubungan keluarga dengan perusahaan yang mengajukan proyek.
"Tender di perusahaan-perusahaan BUMN yang nilainya di bawah Rp15 miliar itu harus UMKM, tidak boleh keluarganya, pengelola BUMN atau yayasannya atau anak dan cucunya," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Erick menyatakan bahwa Kementerian BUMN telah memiliki banyak program untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Ia juga memastikan bahwa program tersebut akan terus berjalan di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menekankan pentingnya tindakan nyata untuk mendukung kemandirian ekonomi dan memperkuat sektor UMKM sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Erick menyebutkan bahwa pemerintah memiliki rencana yang mencakup target tiga bulan, satu tahun, hingga lima tahun untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah ini termasuk memperkuat fondasi UMKM melalui penyediaan sertifikasi, pendanaan, akses pasar, dan berbagai dukungan lainnya.
Dengan strategi ini, pemerintah berkomitmen untuk memastikan UMKM dapat tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional.
"Jadi insya Allah kita kerja konkret untuk bisa menuntaskan arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bagaimana kita jadi negara mandiri dan kita juga memastikan UMKM kita punya fondasi yang jelas baik dari sertifikat, pendanaan, market, dan lain-lainnya," kata Erick.
Di kesempatan itu, Erick juga menyebutkan bahwa 21,2 juta ibu usahawan telah mengakses pembiayaan melalui program kunjungan ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha mikro dan kecil.
Dalam program ini, para ibu usahawan ultra mikro rata-rata memperoleh pembiayaan antara Rp1 juta hingga Rp5 juta untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka di berbagai sektor produktif. (ant/nsp)